Morut, isafetymagazine.com – Pimpinan DPRD Kabupaten Morowali Utara (Morut) meminta Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdi Mastura mengambil tindakan atas kematian dua pekerja alat operator berat berjenis kelamin perempuan PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada Kamis (22/12/2022).
Hal ini diduga terjadi akibat kecelakaan kerja beripa ledakan tunggu di smelter dua tambang nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada kemarin pukul 3.00 WITA.
“Gubernur sudah pasti mendengar kabar peristiwa yang terjadi di PT GNI dan ini bukan sekali dua kali. Olehnya itu, beliau tidak boleh menutup mata. Ini masalah serius, pemprov harus bertindak tegas dalam menyikapinya. Nyawa manusia sudah melayang dimana mereka selama ini,” kata Wakil Ketua DPRD Morut dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB), Muhammad Safri pada Kamis (22/12/2022).
Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Provinsi Sulteng juga didesak melakukan investigasi terhadap peristiwa kecelakaan kerja di tambang nikel GNI.
Dari temuan yang diperoleh DPRD Morut bahwa aktivitas para pekerja tidak diperhatikan GNI tentang keselamatan kerjanya. Hal ini dilihat dari mereka tidak dilengkapi Alat Pelindung Diri Kesehatan dan Keselamatan Kerja (APD K3) di area pabrik.
“Untuk APD K3 yang seharusnya disiapkan oleh perusahaan itu malah karyawan yang harus beli. Tolong Disnakertrans provinsi untuk segera turun melakukan investigasi mengingat banyak masalah-masalah ketenagakerjaan yang terjadi di PT GNI,” ucapnya.
Dengan demikan, pihak penegak hukum mesti berani melakukan pengusutan di GNI lantaran ketentuan pemerintah tidak dijalankan perusahaan tersebut. Apalagi, kecelakaan kerja diduga sering terjadi di perusahaan tersebut.
“Saya kembali ingatkan pemprov dan aparat penegak hukum bahwa ini adalah bom waktu tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak ditangani secepatnya maka tidak tertutup kemungkinan akan ada korban-korban jiwa lainnya,” ujarnya.
Dugaan kecelakaan kerja yang terjadi di GNI juga menjadi keprihatinan Anggota DPRD Kabupaten Morut dari Fraksi Partai Golkar (F-PG), Yaristan Palesa. Pasalnya, intensitas kecelakaan kerja di sana sangat tinggi lantaran lalau menerapkan keselamatan kerja.
“Kecelakaan kerja sudah berulang kali hingga nyawa karyawan melayang. Seharusnya operasional PT GNI menerapkan pola keselamatan yang ketat,” ucapnya.
Yaristan Palesa meminta pemerintah dan perusahaan membenahi standard operating procedure (SOP) dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku di negara Indonesia. Langkah ini dilakukan dengan menutup sementara operasi GNI.
“Ini bentuk ketegasan dari pemerintah,” ujarnya.
Para penegak hukum diminta melakukan penyelidikan atas dugaan kecelakaan kerja I FNI.
“Saya sebagai wakil rakyat dari Fraksi Partai Golkar, turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya dua karyawan PT GNI, Kamis dini hari,” tuturnya. (ktv/mst/adm)