Jakarta, isafetymagazine.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan 25 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan 13 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) bagi peserta dan pihak terkait Pemilu 2024 yang mengalami gangguan kesehatan.
“Bila ada peserta pemilu, calon legislatif (caleg), atau tim sukses (timses) stres hingga gangguan jiwa atau kesehatan mental karena gagal dan perlu pendampingan psikolog,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta pada Selasa (6/2/2024).
Proses awal dilakukan skrining dan tindak lanjut awal di 44 puskesmas pada setiap kecamatan yangl dapat dirujuk ke RSUD yang mempunyai layanan psikiatri, termasuk tindak lanjut oleh dokter spesialis kesehatan jiwa.
Sementara itu sebanyak 25 puskesmas yang melayani gangguan kesehatan mental atau stres antara lain di Jakarta Pusat seperti Puskesmas Cempaka Putih, Puskesmas Gambir, Puskesmas Johar Baru, Puskesmas Kemayoran, Puskesmas Menteng, Puskesmas Sawah Besar, Puskesmas Senen dan Puskesmas Tanah Abang.
Kemudian di Jakarta Utara ada Pukesmas Cilincing, di Jakarta Barat yakni Puskesmas Palmerah, Puskesmas Tamansari dan Puskesmas Kembangan.
Selanjutnya, di Jakarta Selatan seperti Puskesmas Pancoran, Puskesmas Tebet, Puskesmas Setiabudi, Puskesmas Mampang Prapatan, Puskesmas Kebayoran Lama, Puskesmas Kebayoran Baru dan Puskesmas Cilandak.
Terakhir, di Jakarta Timur yakni Puskesmas Pasar Rebo, Puskesmas Ciracas, Puskesmas Cipayung, Puskesmas Kramatjati, Puskesmas Duren Sawit dan Puskesmas Matraman.
“Fasilitas dan layanan kesehatan jiwa dengan RSUD Duren Sawit sebagai pusat rujukan utama untuk menangani berbagai kondisi, termasuk stres dan gangguan kesehatan mental,” ucapnya
Stres dan tekanan psikologis sering terjadi pada peserta pemilu yang gagal. Namun, sampai sekarang Dinkes DKI belum pernah mengumpulkan data terkait kejadian tersebut, termasuk pada Pemilu 2019.
“Kami akan mendata peserta pemilu yang gagal dan berobat ke fasilitas kesehatan kami di Provinsi DKI Jakarta,” tuturnya.
Setiap peserta Pemilu 2024 akan memprioritaskan kesehatan fisik dan mental masing-masing.
Sebelumnya, Anggota Komisi E DPRD DKI Abdul Aziz meminta Pemprov DKI Jakarta meningkatkan fasilitas kesehatan (faskes) jiwa bagi peserta pemilu yang mengalami kegagalan.
‘Peserta pemilu terutama calon legislatif cenderung memiliki kecenderungan tingkat stres lebih tinggi,” tuturnya. (reo/adm)