3 dari 10 Warga Jakarta Belum Paham Dampak Polusi Udara

Karyawan juga diminta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang bisa dimulai dengan memakai masker dahulu.

Jakarta, isafetymagazine.com – Health Collaborative Centre menyebutkan 3 dari 10 warga Jakarta belum memahami dampak polusi udara. Walaupun 1 dari 2 warga ibukota ini sudah tahu wilayahnya terkena polusi udara.

“Tujuh dari 10 warga Jakarta bisa dibilang tidak dapat melakukan perlindungan diri,” kata Founder dan Chairman Health Collaborative Centre, Ray Wagiu Basrowi belum lama ini.

Padahal, dampak polusi udara dinilai sudah mengkhawatirkan seperti jika menghirup udara ini lebih dari dua jam akan sulit konsentrasi terhadap aktivitasnya hingga merasa kelelahan.

Kondisi ini berlanjut 30 sampai 40 menit berakibat peradangan tenggorokan berupa gejala batuk, mata berair, stress, dan gangguan pembuluh darah.

“Orang masih santai saja bepergian tanpa masker, jadi aspek pemaknaan warga Jakarta tentang polusi udara ini masih buruk,” ujarnya.

Menyinggung upaya pemerintah mengatasi pencemaran udara, ujar Ray Wagiu Basrowi, diapresiasinya dengan membuat hujan buatan. Namun, partikel halus terdapat di dalam ruangan yang tidak bisa diselesaikan dengan hujan buatan.

“Perusahaan bisa menyiapkan hepa filter untuk bisa menangkap kadar logam dan partikel halus di luar ruangan dan pemberian multivitamin ke karyawan,” ujarnya.

Karyawan juga diminta menggunakan alat pelindung diri (APD) yang bisa dimulai dengan memakai masker dahulu lantaran polusi udara tidak hanya terjadi di pabrik, tetapi ini juga bisa berlangsung di kantor.

Jadi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perlu diterapkan dalam melakukan hazard analysis (analisis potensi bahaya).

“Kalau ternyata memang sangat berpolusi ya mau tidak mau dibuat WFH (Work From Home),” ujarnya. (koc/adm)

Exit mobile version