3 Dugaan Penyebab Kecelakaan Kereta Kerja di Padalarang

Kecelakaan kereta kerja diduga terjadi akibat tiga faktor yakni dari pekerja tidak konsentrasi, sehingga terjadi pelanggaran teknis.

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan kecelakaan kereta kerja pada Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Padalarang, Bandung Barat, Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada Ahad (18/12/2022) akibat human error (kesalahan manusia).

“Itu kecelakaan teknis. Jadi mereka mengambil dan mengantar barang sore hari. Saya pikir dari laporan sementara ada penurunan kecepatan dalam hal ini remnya, sehingga kereta keluar jalur,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Rabu (22/12/2022).

Walaupun demikian, kecelakaan kereta kerja ini dinilai tidak akan memengaruhi target penyelesaian proyek yang ditetapkan pada Juni 2023. Padahal, penyelesaian proyek ini telah molor dari target awal pada 2019.

“Tetap (tepat waktu Juni 2023). Kamu jangan mau lambat,” ujarnya.

Hal yang sama juga diutarakan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bahwa walaupun sebagian proyek KCJB dihentikan, tapi proyek ini tetap diupayakan selesai sesuai target pada Juni 2023.

Pekerjaan proyek yang dihentikan sementara hanya pada pekerjaan rel yang menggunakan batu ballast atau tersisa sekitar empat kilometer dari DK103 yang merupakan lokasi terjadi kecelakaan sampai DK99.

Pemasangan sleeper (bantalan rel) akan dilakukan secara manual setelah melewati DK99 yang akan dilanjutkan dengan pemasangan rel tanpa ballast (menggunakan track slab tanpa batu ballast).

Mesin yang digunakan untuk memasang rel nantinya akan berbeda dengan mesin yang anjlok pada Ahad (18/12/2022).

Mesin pemasangan rel tanpa batu ballast sudah siap beroperasi dari track laying base di Tegalluar, Jawa Barat.

“Pekerjaan pemasangan rel tanpa batu ballast ini akan dilaksanakan hingga DK16 atau daerah Bekasi Barat, sebelum nantinya akan berlanjut lagi dengan ballasted track,” ucap Corporate Secretary PT KCIC, Rahadian Ratry.

Pekerjaan proyek di ruas jalur lokasi kecelakaan tersebut sedang dihentikan sementara waktu oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sambil menunggu hasil investigasi penyebab kecelakaan.

Berdasarkan data KCIC per November 2022, progres fisik proyek KCJB sudah mencapai sekitar 81%, sedangkan progres investasi sekitar 91%.

Tidak Bengkak Lagi
Kecelakaan kereta kerja juga diklaim tidak berdampak kepada pembengkakan biaya proyek tersebut.

Pasalnya, pekerjaan ini masih dalam tahapan konstruksi yang dilakukan kontraktor, sehingga tanggung jawab penuh sesuai kontrak termasuk perbaikan dan pembiayaan bisa dipastikan tidak memengaruhi cost overrun.

“Dari KCIC, kami akan mengikuti arahan dari Kementerian terkait termasuk Kemenko Marves dan Kementerian Perhubungan. Investigasi dilakukan oleh Kemenhub di lokasi pemasangan rel tempat anjloknya kereta, tetapi untuk pekerjaan [di lokasi lain] berjalan, termasuk pembangunan stasiun, aliran atas listrik, dan lainnya,” tutur Direktur Utama (Dirut) PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.

Kereta pemasang rel yang anjlok sudah dievakuasi dan dibawa ke Depo Tegalluar yang akan dilanjutkan menggunakan mesin pemasangan rel lainnya di Depo.

Kereta pemasang rel tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan pemasangan rel sepanjang lima kilometer (km) per hari.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sepakat penghentian proyek sementara waktu merupakan langkah yang tepat. Pasalnya penghentian proyek dilakukan agar kontraktor melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak abai terhadap keselamatan.

Bahkan, pengganti kereta teknis yang rusak akibat kecelakaan tersebut perlu dilakukan supaya proyek tidak terhambat. Apalagi, kereta yang digunakan untuk pemasangan rel untuk proyek kereta cepat itu berasal dari China, bukan dari Indonesia.

“Seandainya ingin cepat tepat waktu (penyelesaian proyek), atau dengan kapasitas operasi yang ada dinaikkan,” ucap Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno.

Dugaan Tiga Penyebab Kecelakaan
Pada kesempatan terpisah Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana meminta KCIC melakukan evaluasi terkait kecelakaan kerja pada proyek KCJB yang anjlok.

“Kenapa kemudian lokomotif teknisnya kok bisa anjlok? Berarti keretanya tidak berhenti, masih jalan kalau saya enggak salah,” ujarnya.

Kecelakaan kereta kerja diduga terjadi akibat tiga faktor yakni dari pekerja tidak konsentrasi, sehingga terjadi pelanggaran teknis.

Kedua, gangguan saranan seperti pengereman dan ketiga kelelahan pekerja akibat jam kerjanya tinggi yang merupakan kesalahan manajemen.

“Ini macam-macam ya kalau ngomongin penyebabnya. Bagaimana pun juga ini enggak boleh terjadi dan enggak boleh terulang lagi,” ujarnya.

Dengan demikian, KCIC diminta memperbaiki prosedur di bagian sumber daya manusia (SDM), sistem kerja dan alokasi waktu.

“Soalnya kalau sudah memakan korban jiwa, menurut saya, sudah sesuatu yang fatalitasnya tinggi,” ucapnya.

KCIC belum mengungkap penyebab kereta kerja anjlok di Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. pada Ahad (18/12/2022) pukul 17.00 WIB.

“Kereta yang keluar jalur bukanlah rangkaian kereta cepat, tetapi rangkaian kereta kerja berupa Lokomotif Kerja dan Mesin Pemasangan Rel (ballasted),” ujar Rahadian Ratry.

Pembangunan stasiun dan pemasangan subsistem perkeretaapian di area KCJB tetap dilakukan sesuai prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan, termasuk pemasangan rel tanpa balas.

“KCIC akan melakukan evaluasi menyeluruh atas SOP pemasangan rel, dan SOP Pekerjaan lainnya, serta memastikan segenap pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB mengimplementasikan aspek Safety, Security, Health and Environment (SSHE) pada setiap aktivitas kerja,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi terhadap kecelakaan kereta kerja pada jalur KCJB. Langkah ini dilakukan setelah diperintahkan oleh Kemenhub.

“Kami sedang dalam proses investigasi,” ujar Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Suprapto

Sebelumnya, ini tidak dilakukan KNKT dengan alasan kecelakaan kereta kerja pada jalur KCJB adalah kecelakaan kerja yang merupakan di luar tanggungjawabnya.

“Kami [sekarang] resmi melakukan investigasi,” ujarnya.

Investigasi kecelakaan kereta kerja pada jalur KCJB akan dilakukan dengan KCIC dan konsorsium kontraktor sesuai arahan Kemenhub. (tmp/bic/adm)

Exit mobile version