Regional News

606 Kecelakaan Kerja Mata Terjadi di Kotawaringin Timur per Tahun

Untuk penanganan kecelakaan kerja mata akibat trauma fisik dan trauma kimia harus dilakukan secara tepat.

Kotawaringin Timur, isafetymagazine.com – Data BPJAMSOSTEK menyebutkan sebanyak 606 kecelakaan kerja mata atau sekitar 51 kasus kecelakaan kerja per bulan di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng) selama 2021.

Dari angka ini di klinik Kotawaringin Timur ditangani sekitar 15 sampai 20 pasien berobat mata setiap hari.

Sebagian dari kasus kecelakaan kerja mata di Kotawaringin Timur terjadi pada sektor perkebunan kelapa sawit.

Tingkat keparahannya bervariasi mulai hampir mengalami kecacatan atau kebutaan yang dirujuk sudah dalam kondisi parah.

Beberapa kasus kecelakaan mata terjadi pada mata pekerja pemanen sawit tertusuk benda maupun terkena serbuk-serbuk saat mereka memanen kelapa sawit.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Anggun Iman Hernawan mengonfirmasi banyak kasus kecelakaan kerja mata di daerah ini dari perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Pasalnya, sebagian pekerja enggan menggunakan alat pelindung diri, khususnya kacamata meski sudah disiapkan oleh perusahaannya.

Saat pekerja memanen sawit, serbuknya masuk ke mata, bahkan ada yang tertusuk akibat kejatuhan sawit sehingga berisiko besar menyebabkan kebutaan.

“Kasus kecelakaan mata di Kotim tinggi dan rata-rata angka kecacatannya cukup besar,” kata Iman Hernawan pada Sabtu (14/8/2022).

Untuk penanganan kecelakaan kerja mata akibat trauma fisik dan trauma kimia harus dilakukan secara tepat.

Jika keliru dikhawatirkan akan membuat kondisinya semakin parah sehingga menyulitkan untuk penanganan lebih lanjut.

Untuk trauma fisik tertembus, penanganannya harus segera dirujuk ke rumah sakit sehingga bisa ditangani lebih intensif untuk mencegah kecacatan atau kebutaan.

Namun untuk kondisi tertentu seperti pendarahan mata atau trauma kimia disarankan lebih cepat ditangani di fasilitas kesehatan setempat.

Sebanyak tiga hal penting dalam penanganan kecelakaan kerja mata yang terus dipegang oleh petugas medis dan kesehatan.

Pekerja disarankan mengutamakan pencegahan melalui penggunaan alat pelindung diri, khususnya kacamata untuk mencegah kecelakaan kerja mata.

Jika terjadi kecelakaan kerja mata, penanganan awal sangat penting sehingga tidak sampai terjadi infeksi yang lebih lanjut.

Kecepatan rujukan ketika terjadi trauma tembus atau trauma yang mengakibatkan infeksi berat. Jangan sampai terlambat dirujuk ke dokter mata karena akan sulit jika kondisinya sudah parah.

Direktur Sagara Eye Care dokter Yuendri Irawanto mengungkapkan kliniknya menangani banyak kecelakaan kerja mata yang dilakukan oleh dua dokter spesialis mata.

Selama ini pasien sering dirujuk sudah dalam kondisi parah sehingga semakin sulit ditangani karena terlambat.

Bahkan tidak jarang kesalahan akibat percaya mitos seperti ditetesi air kencing di pagi hari sehingga justru bertambah parah karena menyebabkan peradangan.

Sebanyak dua dokter spesialis mata yang dimilikinya mampu melayani pasien secara optimal yang bekerja sama dengan puskesmas untuk skrining kesehatan mata. Jadi, peserta BPJS Kesehatan juga bisa dilayani.

Penanganannya perlu menjadi perhatian dan harus tepat agar bisa mengurangi risiko kecacatan. Hal ini perlu ditangani sejak awal, apakah perlu secepatnya dirujuk atau bisa ditunda.

“Ada kondisi tertentu yang justru semakin berisiko kalau langsung dirujuk. Misalnya pendarahan pada bola mata, kalau harus menempuh perjalanan jauh dan jalan rusak, sampai di Sampit ini pendarahan itu bisa justru menjadi semakin parah,” ucap Dokter Spesialis Mata, Frisma Sagara Brilliyanto, MD. (ant/adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button