64 Persen Responden Masih Hadapi Tantangan Aturan ESG, dan Mayoritas Perusahaann Berniat Tingkatkan Anggaran Ini Mulai 2026

Perusahaan melihat ESG sebagai imperatif strategis yang mampu menciptakan nilai jangka panjang.

Jakarta, isafetymagazine.com – Indonesia ESG Survey 2025 pada semester pertama 2025 mengungkapkan sebanyak 64% dari 150 responden mengaku masih menghadapi tantangan kompleksitas aturan Environmental, Social, and Governance (ESG).

Kemudian, sebanyak 61% responden menyatakan satu atau lebih regulasi ESG telah dipatuhinya.

Responden-responden ini profesional manajerial dan eksekutif lintas industri.

“Perusahaan di Indonesia semakin menyadari bahwa ESG bukan sekadar kewajiban, melainkan investasi untuk masa depan yang tangguh dan bertanggung jawab,” kata Managing Partner, Governance Risk Control and Technology Consulting RSM Indonesia, Angela Simatupang di Jakarta pada Jumat (17/10/2025).

Kemudian, sebanyak 72,5% perusahaan telah mengalokasikan anggaran khusus ESG terbagi atas sebanyak 67% berencana meningkatkannya pada tahun depan.

Perusahaan melihat ESG sebagai imperatif strategis yang mampu menciptakan nilai jangka panjang.

“Dengan berinvestasi pada teknologi, pelatihan, dan tata kelola, perusahaan dapat mengubah tantangan regulasi menjadi peluang pertumbuhan berkelanjutan,” ucapnya.

Selanjutnya, sebanyak 62% responden telah menunjuk manajer proyek atau tim khusus untuk pelaporan keberlanjutan.

Lalu, sebanyak 46% perusahaan telah memiliki pimpinan senior yang secara khusus bertanggung jawab atas strategi keberlanjutan.

“Keberhasilan ESG tidak berhenti pada kepatuhan, tetapi pada bagaimana organisasi membangun kepercayaan melalui sinergi antara manusia, kebijakan, dan teknologi,” ujar Partner, Governance Risk & Control RSM Indonesia, Gede Adhi Wijana.

Partner, Technology Consulting RSM Indonesia, Kemal Alfadin menilai integrasi sistem dan data menjadi faktor penting.

“Peningkatan kualitas pelaporan keberlanjutan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada tata kelola data yang kuat dan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan regulasi yang terus berkembang,” tuturnya.

RSM Indonesia juga mencatat sebanyak 72% responden telah berinvestasi dalam proyek energi bersih dan mencerminkan komitmen sektor usaha terhadap keberlanjutan lingkungan.

Berikutnya, sebanyak 50% lebih responden menilai regulasi ESG nasional sudah sejalan dengan tujuan keberlanjutan perusahaan mereka.

“Sebanyak 89 persen organisasi mengonfirmasi bahwa ketentuan ESG sudah diterapkan di tempat mereka. Ini menandakan bahwa ESG bukan lagi isu masa depan, tetapi agenda strategis bisnis saat ini,” ucap Angela Simatupang.

Hasil survei RSM Indonesia menunjukkan kesiapan korporasi nasional dalam mengadopsi prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang baik.

Arah ekosistem bisnis Indonesia bergerak menuju transparansi, akuntabilitas, dan daya saing global. (adm)

Sumber: kompas.com

Exit mobile version