Beda Pendapat Polres Tanjabbar dan SKK Migas Terkait Kasus Petrochina

Senior Manager Public Relations SKK Migas Andi Arie Pangeran mengemukakan kecelakaan kerja terjadi bukan akibat semburan gas,

Tanjab Barat, isafetymagazine.com – Kepolisian Resor (Polres) Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) masih menyelidiki kematian dya pekerja akibat pengerjaan pipa gas PetroChina International Jabung Ltd pada Minggu (18/12/2022).

Langkah ini dilakukan dengan meminta bantuan Pusat Laboratorium Forensik Sumsel melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP).

“Kita masih nunggu hasilnya dari mereka (Puslabfor, red),” kata Kapolres Tanjab Barat Muharman Arta pada Rabu (4/1/2023).

Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan dua pekerja tewas, tapi enam lainnya maengalami luka-luka. Dua pekerja yang meninggal dunia bernama Kastalani dan Randi Afrianto setelah dirawat selama beberapa hari di Jakarta.

Kemudian, empat pekerja masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta dan dua orang dirawat jalan di Jambi. PetroChina mengaku saat kecelakaan terjadi, para pekerja mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

Polres Tanjab Barat akan memeriksa keluarga korban dan para pekerja lain yang berada di lokasi kejadian. Namun, pihaknya belum mendapat identitas para pekerja lain yang ada di lokasi saat terjadi kecelakaan.

“Kami masih telusuri,” ujarnya.

Pemeriksaan keluarga korban juga belum dilakukan polisi karena masih dalam suasana duka. Pihak ini juga berencana meminta keterangan para ahli di bidangnya.

“Sementara pegangan kita memang ada kebocoran gas. Untuk penyebabnya bagaimana bisa menyembur dan keluar apinya, kita tidak ahli di bidang itu,” ujarnya,

Polres Tanjab Barat menyebutkan wilayah kerja pertambangan PetroChina termasuk objek vital nasional (obvitnas), tetapi akses ke lokasi itu juga jalan masyarakat desa. Jadi, setelah kejadian, kebocoran pipa langsung diperbaiki.

“Memang langsung diperbaiki. Saat perbaikan sempat ditutup tiga hari. Sekarang masyarakat sudah melintas, tapi (dengan adanya perbaikan, red) tidak mengganggu, tidak masalah,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Senior Manager Public Relations SKK Migas Andi Arie Pangeran mengemukakan kecelakaan kerja terjadi bukan akibat semburan gas, tapi terjadi saat pekerjaan perbaikan pipa gas existing,

“Untuk lengkapnya kita tunggu hasil penelusuran yang sedang berjalan yah. Itu saja dulu untuk saat ini,” ucapnya.

SKK Migas memperhatikan kebutuhan instansi lainnya, sehingga sinergi dan kolaborasi diseimbangkan dengan memperhatikan kelancaran operasi hulu migas sebagai obtinas.

“Sembari juga berupaya agar jalannya operasi hulu migas di KKKS PetroChina tetap bisa berkontribusi sesuai harapan,” ujarnya. (mtj/adm)

Exit mobile version