Begini Pendapat Kalangan Medis Terkait Pemakaian Masker Sekarang

Penularan Covid-19 bisa menjadi lebih berat pada pasien yang punya gangguan imunitas seperti pasien dengan penyakit kronik diabetes melitus, hipertensi, jantung, dan gangguan ginjal.

Jakarta, isafetymagazine.com – Anggota Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Fathiyah Isbaniah, SpP(K), MPd, Ked menilai masyarakat sudah bisa melakukan aktivitas apapun seperti biasa sekarang.

Namun, status pandemi Covid-19 belum dicabut World Health Organization/WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).

“Kenapa belum dicabut? Karena memang dari organisasi kesehatan dunia masih meragukan bahwa kalau Covid-19 sudah benar-benar selesai,” katanya pada Selasa (21/3/2023).

Dengan begitu masyarakat diminta tetap waspada dengan memakai masker di tempat keramaian.

“Jangan sampai nanti dengan banyaknya keramaian, banyak orang yang lengah, malah timbul virus lain,” ujarnya.

Fathiyah Isbaniyah mengemukakan gejala-gejala Covid-19 masih tetap sama mengenai orang-orang dengan faktor risiko tinggi seperti komorbid dan belum mendapatkan vaksinasi seperti batuk, sesak napas, dan pilek.

“Tapi kalau misalnya dia kena ke orang yang sudah divaksinasi atau memiliki imunitas alamiah dari kena Covid-19 sebelumnya, gejalanya bisa lebih ringan, misal batuk, tapi tidak sesak napas,” ujarnya.

Penularan Covid-19 bisa menjadi lebih berat pada pasien yang punya gangguan imunitas seperti pasien dengan penyakit kronik seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung, dan gangguan ginjal.

“Anak-anak (bisa berat), tapi sekarang sudah bisa divaksinasi dan kita lihat memang gejala pada anak sudah mulai menurun, tidak parah lagi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris Kelompok Kerja Infeksi PP PDPI, Dr dr Irawaty Djaharuddin SpP(K) sepakat kewaspadaan penularan Covid-19 masih tetap diperlukan oleh masyarakat.

Pasalnya, banyak masyarakat di Tanah Air berstatus komorbid (rentan).

“Kasus-kasus itu justru mudah ditumpangi dengan Covid-19,” ujarnya.

Banyak kasus Covid-19 sekarang berbeda dengan dulu yakni jika dulu banyak yang murni karena Covid-19. Namun, kini justru banyak orang-orang yang punya komorbid yang konsultasi ke dokter untuk tindakan.

“Jadi lebih berat di komorbidnya. Kalau Covid-19 sebagian besar penyertam tapi tetap bisa membahayakan kalau tidak ditangani dengan baik,” tuturnya.

Fathiyah Isbaniah meneruskan kondisi sekarang memang sudah jauh membaik dibandingkan tahun lalu. Bahkan, sudah banyak rumah sakit yang menutup layanan Covid-19.

“Saya saat ini kerja di RSUP Persahabatan. Rumah sakit kami masih menerima kasus Covid-19 sampai saat ini. Per tadi pagi, masih ada beberapa pasien yang dirawat,” ujarnya.

“Pandemi terasa sudah sangat-sangat tidak seperti dulu lagi, sudah banyak terjadi relaksasi. Saya lihat juga sebagian besar negara sudah tidak menggunakan masker. Untuk Indonesia masih banyak yang menggunakan syukurnya,” ucapnya.

Covid-19 yang beredar saat ini merupakan turunan dari Omicron, antara lain varian terbaru, Orthrus per Februari kemarin dan varian C.H.1.1 dan XBB.

“Lalu, kemarin itu sudah mulai banyak juga yang XBB.1.5. Jadi lumayan banyak nih variasinya jenis virus,” ujarnya.

Dengan begitu masyarakat, ujar Irawaty Djaharuddin, diminta tetap menggunakan masker medis biasa atau bedah terutama jika hendak beraktivitas di luar rumah.

“Masker KN95 itu dia dengan proteksi yang cukup kuat biasanya untuk perawatan pasien-pasien di rumah sakit. Kalau untuk aktivitas harian kita, monggo gunakan masker bedah. Itu cukup,” tuturnya. (lip/adm)

Exit mobile version