Begini Respon Kemenhub Terkait Gangguan Operasional LRT Jabodebek

Manajer Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan dua penyebab gangguan operasionalisasi LRT Jabodebek.

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) marngakui sistem operasi Light Rail Transit LRT Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Jabodebek) belum sempurna.

Hal ini menanggapi gangguan operasional LRT Jabodebek pada Rabu (30/8/2023) pagi yang dikeluhkan banyak penumpang.

“Saya koordinasikan PT KAI (Kereta Api Indonesia) dengan LEN (Lembaga Elektronika Nasional), dengan INKA (Industri Kereta Api) dengan Siemens supaya itu lebih baik,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Jakarta, Rabu (30/8/2023).

KAI mencatat LRT Jabodebek telah melayani sebanyak 28.925 penumpang sampai Selasa 29 Agustus 2023.

Jumlah itu terdiri dari sebesar 5.220 penumpang pada Senin (28/8/2023) dan sebanyak 23.705 penumpang pada Selasa (29/8/2023).

Stasiun yang paling banyak melayani penumpang yaitu Stasiun Dukuh Atas, Cawang, dan Kuningan.

Sebanyak dua rute yang dilayani LRT Jabodebek ini yaitu, Stasiun Dukuh Atas Jakarta menuju di Stasiun Harjamukti Cibubur dan sebaliknya.

Sebelumnya, Manajer Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengungkapkan dua penyebab gangguan operasionalisasi LRT Jabodebek.

Pertama, gara-gara faktor gangguan pada pintu rangkaian kereta yang terjadi di Stasiun Cikunir 2.

Kereta yang mengalami gangguan sudah dipindahkan ke Dipo. Kemudian ini akan dilakukan evaluasi oleh KAI dan INKA.

“Perawatan sarana LRT hingga saat ini masih dibawah tanggungjawab INKA,” ucapnya.

Kendala operasional juga terjadi di Stasiun Halim yakni aliran listrik mati akibat gangguan gardu traksi (TPSS).

“Saat ini kereta sudah berjalan normal, dan kami sudah berkoordinasi kepada pihak Adhi Karya yang bertanggungjawab atas TPSS tersebut,” ujar Kuswardoyo. (dsb/adm)

Exit mobile version