Jakarta, isafetymagazine.com – Para petugas pemadam kebakaran yang bekerja di negara mana saja dinilai memiliki dedikasi, komitmen dan pengorbanan dalam tugas sehari-hari. Mereka berjuang melawan satu musuh bersama yaitu api.
“Petugas pemadam kebakaran mendedikasikan hidup mereka untuk melindungi kehidupan dan harta benda,” tulis firefighting day dalam situs resminya pada Kamis (4/5/2023).
Dedikasi para petugas pemadam kebakaran berupa pengorbanan waktu yang tak terhitung jumlahnya secara sukarela. Jadi, bertahun-tahun mereka tanpa pamrih bekerja di industri ini.
“Dalam semua kasus, itu mempertaruhkan pengorbanan terakhir dari kehidupan seorang petugas pemadam kebakaran,” ujarnya.
Untuk menghormati sekaligus mengakui pengorbanan yang dilakukan para petugas pemadam kebakaran diperingati sebagai ‘International Fire Fighting Day/IFFD’ (Hari Pemadam Kebakaran Internasional) setiap 4 Mei.
Dari peringatan ini diharapkan aktivitas yang dilakukan para pemadam kebakaran bisa aman dari risiko kecelakaan kerja. Masyarakat juga dapat mengucapkan terima kasih atas tugas yang telah dilaksanakan para pemadam kebakaran.
“Setiap pekan pertama Mei pada siang hari dimimta semua pihak menghentikan aktivitasnya selama 30 detik guna mengenang pengorbanan yang dilakukan para petugas pemadam kebakaran,” tutur firefighting day.
Langkah mengenang pengorbanan para petugas kebakaran dilanjutkan dengan mengheningkan cipta selama satu menit nahi semua petugas pemadam kebakaran yang telah dalam menjalankan tugas.
Semua pihak bisa mengenakan dan memamerkan pita biru dan merah yang disematkan bersama atau dengan berpartisipasi dalam acara peringatan atau pengakuan, kita dapat menunjukkan rasa terima kasih kita kepada petugas pemadam kebakaran di manapun berada.
“Pita IFFD dikaitkan dengan warna yang melambangkan elemen utama yang digunakan petugas pemadam kebakaran yakni merah untuk api dan biru untuk air. Warna-warna ini juga diakui secara internasional mewakili layanan darurat,” ujarnya.
Sementara itu Petugas Pemadam Kebalakaran di Australia, Letnan JJ Edmondson mengungkapkan dia berkarier sebagai petugas pemadam api dan keselamatan kerja (PAK).
Dari hal ini dia mendapatkan ilmu kebakaran mulai peralatan sampai ke penanggulangan kebakaran yang menjadi bahaya laten di kilang minyak.
“Saya masih merasakan bagaimana beratnya kalau turut membantu memadamkan api mulai mengangkat slang sampai kemudian menggulungnya kembali,” ujarnya.
Tugas pemadam kebakaran dinilai tidak ringan dan berhadapan dengan risiko bagi dirinya yang didasarkan banyak korban berjatuhan dalam melakukan pemadaman kebakaran.
“Saya pernah diminta membantu pemadaman kebakaran sebuah mal kota Palembang. Ketika tiba-tiba bangunan roboh menimpa salah seorang tim kebakaran kami yang masih saya ingat bernama Bang Ridwan, semoga diberi Allah pahala yang setimpal,” ujarnya.
Bang Ridwan tewas dalam menjalankan tugasnya, sedangkan petugas-petugas lainnya menjadi korban lain lantaran bertugas menanggulangi blow out di suatu sumur minyak.
Tiba-tiba saat mengamankan lokasi terjadi ledakan gas, mereka yang bertugas disambar awan panas. Tujuh orang lainnya mengalami luka bakar mulai cedera ringan sampai berat.
“Kenangan yang tidak pernah saya lupakan,” tuturnya.
Dengan demikian, para petugas pemadam kebakaran di Australia menginisiasi peringatan World Firefighter Day setiap 4 Mei.
Langkah ini guna mengenang lima petugas pemadam kebakaran yang bertugas memadamkan kebakaran hutan di Australia pada 2 Desember 1998.
Kemudian, IFFD menetapkan 4 Mei sebagai hari pemadan kebakaran sedunia yang diikuti berbagai negara termasuk Eropa dengan merayakan ‘Day of Fire Service’ atau sebagai ‘Saint Florian’s Day’.
Acara ini untuk mengenang tim pemadam kebakaran pertama yang dibentuk pada zaman romawi yang dipimpin oleh Saint Florian. Edmondson dari Australia sebagai ketua IFFD setiap 4 Mei memperingati ‘World Fire Fighting Day’ dengan membunyikan sirena kebakaran.
Langkah ini untuk mengenang jada para pemadam kebakaran yang gugur dalam tugasnya. (adm)