BPJS Ketenagakerjaan dan ILO Gelar ToT K3 Tekan Kecelakaan Kerja

Jakarta, isafetymagazine.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan pelatihan Training of Trainers (ToT) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kegiatan ini menggunakan metode PAOT (Participatory Action-Oriented Training) yang diikuti oleh 400 peserta dari 200 perusahaan di sektor sawit.

ToT K3 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja terkait K3 dan diharapkan mampu menurunkan angka kecelakaan kerja di sektor perkebunan sawit.

Penutupan rangkaian pelatihan ini berlangsung di Pangkalan Bun setelah sebelumnya berada di beberapa kota yaitu Palembang, Medan, dan Riau.

Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, mengatakan sektor perkebunan kelapa sawit, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Perkebunan ini memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja.

Dengan begitu pelatihan K3 guna memastikan pekerja memiliki kesadaran tentang keselamatan di tempat kerja.

Roswita Nilakurnia meneruskan Kalimantan menjadi salah satu wilayah dengan jumlah perusahaan sawit terbanyak di Indonesia, sehingga implementasi K3 di sana sangat krusial.

“Setiap pekerja perlu memahami dan menerapkan K3 dengan baik, untuk mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang berpotensi menghambat produktivitas dan kesejahteraan mereka,” tuturnya.

BPJS Ketenagakerjaan mencatat sebanyak 370 ribu terjadi kasus kecelakaan kerja pada 2023. Dari angka ini sektor perkebunan menyumbang 60,5 persen atau sekitar 224 ribu kasus.

Jumlahnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dari sebesar 169 ribu kasus yang berdampak pada produktivitas perusahaan dan kesejahteraan pekerja.

BPJS Ketenagakerjaan dan ILO mengembangkan pelatihan ToT K3 yang bertujuan mencetak pelatih internal di setiap perusahaan. Mereka diharapkan mampu menyebarluaskan budaya K3, meningkatkan kesadaran pekerja tentang keselamatan kerja, dan mengurangi kecelakaan di lapangan.

“Kami berharap pelatihan ini dapat menghasilkan agen perubahan yang aktif dalam membudayakan K3 di lingkungan kerja mereka,” ujarnya.

National Coordinator ILO, Yunirwan Gah, mengamini sektor kelapa sawit menjadi penyumbang besar ekonomi nasional dan lapangan kerja, tapi menghadapi risiko tinggi kecelakaan kerja.

“Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit yang kerap dihadapkan pada berbagai risiko,” ujarnya.

Budaya K3 di perusahaan mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja melalui pelatihan PAOT, para pekerja diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses identifikasi ini.

Jadi, langkah-langkah pencegahan dapat segera diambil dan rencana aksi perbaikan dapat diterapkan secara praktis dan berkelanjutan. (adm)

Exit mobile version