Safety Management

Budaya Keselamatan Bisa Tekan Penularan Covid-19

Sebenarnya, apa yang dilakukan pemerintah untuk pengendalian pandemi Covid-19 telah diberlakukannya sejak lama di dunia kerja.

Tidak terasa setahun lamanya, Covid-19 telah menyerang manusia yang kali pertama terjadi di Wuhan, China. Dari sana penyakit ini mulai menyebar ke seluruh negara termasuk Indonesia, sehingga menjadikannya salah satu pandemi di dunia yang pernah ada.

Korban-korban manusia terus berjatuhan akibat Covid-19 tanpa pandang bulu mulai anak-anak, dewasa sampai orangtua. Ini juga tidak memandang status sosial seperti pejabat atau rakyat jelata.

Hingga 31 Desember 2020 pandemi Covid-19 telah memakan korban sebanyak 83.740.522 jiwa di dunia. Jumlah ini terbagi atas 1.823.985 orang meninggal dunia dan 59.268.594 orang masih tertolong nyawannya hingga dinyatakan sembuh.

Dari 83.740.522 kasus positif  Covid-19 secara global dikontribusikan oleh Indonesia sebesar 743.198 kasus. Angka ini terdiri dari 22.138 orang berpulang ke alam baka dan masih bisa sembuh sebanyak 611.097 orang.

Dengan data-data tadi dapat dihitung jika jumlah penduduk di suatu negara sebesar 268.583.016 jiwa, maka tingkat rasio korban Covid-19 adalah 1 dari 361 orang penduduk.

Artinya, suatu daerah yang didiami oleh 361 orang, maka potensi terinfeksi Covid-19 adalah satu orang. Kini di dunia terdapat 7,8 miliar penduduk, sehingga rasio terjangkit Covid-19 adalah 1 dari 93 orang.

Pandemi Covid-19 masih sangat mengkhawatirkan sampai sekarang, karena tanda-tanda penurunan kasus ini belum terlihat, bahkan cenderung terus meningkat.

Dengan demikian, suatu keadaan yang menakutkan sekaligus mengkhawatirkan kita dari pandemi Covid-19.  Sebab, kita tidak pernah tahu siapa, di mana, dan kapan akan mengalami serangan mematikan tersebut.

Pandemi Covid-19 masih akan kita hadapi memasuki 2021 dengan kondisi penuh ketidakpastian dan hidup dibarengi penuh risiko. Kita hidup dengan bahaya yang tidak pernah terlihat, terasa, dan terbau.

Namun, kita perlu menyadari bahwa Covid-19 adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi, manusia dapat memohon perlindungannya atas serangan makhluk tersebut kepadanya.

Dengan begitu pandemi Covid-19 jangan membuat kita patah semangat menghadapinya. Bahkan, kondisi ini harus bisa menguatkan ketahanan diri, ketahanan keluarga, ketahanan masyarakat sampai ketahanan bangsa.

Sebenarnya, penerapan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sudah membekali kita mampu menghadapi berbagai potensi bahaya dan risiko di lingkungan sekitar. Malahan, ini bisa menimbulkan peluang yang dapat memberikan nilai tambah bagi kita.

Melawan Covid-19

Apalagi, pemerintah telah menyusun berbagai strategi pengendalian pandemi Covid-19 seperti pemberlakuan program memakai masker, menjaga jarak, dan membersihkan tangan (3M).

Kebijakan ini diharapkan bisa menekan kemungkinan terjangkit Covid-19 secara maksimal dari penyebaran lewat udara dan sentuhan.  

Kemudian, pemerintah mengembangkan penerapan 3M menjadi program ‘Iman, Imun, dan Aman’. Iman berarti suatu upaya penyadaran kepercayaan masyarakat kepada sang pencipta bahwa pandemi Covid-19 atas kehendaknya yang dapat diyakini dapat ditemukan solusinya.

Gerakan Imun dapat dilakukan masyarakat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, olahraga yang cukup, dan istirahat yang cukup. Langkah ini dapat diperkuat dengan kegiatan imunisasi dari vaksin yang telah disiapkan pemerintah.

Untuk perilaku Aman sudah disosialisasikan pemerintah berupa 3M yang merupakan tindakan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Budaya Keselamatan

Sebenarnya, apa yang dilakukan pemerintah untuk pengendalian pandemi Covid-19 telah diberlakukannya sejak lama di dunia kerja. Hal yang dimaksud adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Namun, penerapan K3 masih belum dilakukan semua perusahaan lantaran komitmen ini tidak dimiliki sebagian besar pimpinan perusahaan. Kalaupun, mereka melakukannya atas desakan implementasi peraturan yang diawasi penegak hukum.

Padahal, pemberlakukan K3 tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi perusahaan, bahkan dia sendiri sebagai pimpinan perusahaan. Ini tidak hanya mengurangi kerugian perusahaan, tetapi meningkatkan pendapatan perusahaan berujung keuntungan perusahaan.

Seorang pimpinan perusahaan bisa menerapkan K3 di lingkungannya dengan Sistem Manajemen K3 (SMK3). Perangkat ini membantunya bagaimana menerapkan K3 secara baik.

Jika mereka telah melakukan K3 dengan kesadaran sendiri di perusahaannya, apalagi tidak ditekan suatu pengawasan oleh penegak hukum, maka dia telah menerapkan budaya keselamatan bagi perusahaannya.

Mari kita menerapkan budaya keselamatan supaya Indonesia bisa mengurangi penularan Covid-19 hingga bisa mewujudkan ‘Indonesia Maju’. Langkah ini bisa dimulai dari diri sendiri, keluarga, orang lain, lingkungan sekitar, perusahaan, dan negara. Salam sehat.

Soehatman Ramli, World Safety Organization (WSO) Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button