Jakarta, isafetymagazine.com – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) berpendapat penerapan sistem manajemen keselamatan minyak dan gas (SMKM) bukan sekadar untuk memenuhi kewajiban regulasi.
Namun, ini sebuah komitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan.
“Kami ingin seluruh pengelola SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) memiliki pemahaman yang sama sehingga budaya keselamatan bisa menjadi kebiasaan bersama,” kata Region Manager Retail Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Tiara Thesaufi Harisoesyanto.
Pernyataan ini disampaikannya dalam ‘Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan Migas (SMKM) SPBU’ pada Senin (11/8/2025) secara daring.
Keselamatan dinilai merupakan pondasi utama dalam operasional stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Group Head Operation Regional PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Muhammad Toriq menambahkan kolaborasi seluruh pihak dinilai penting dalam memastikan kesiapan SPBU menghadapi audit.
“Audit SMKM bukan hanya soal kelulusan dokumen, tetapi memastikan bahwa prosedur keselamatan benar-benar dijalankan di lapangan. Sinergi antara pengelola SPBU, tim HSSE, dan manajemen regional menjadi kunci keberhasilan kita,” ujarnya.
Sementara itu Sosialisasi SMKM SPBU sebagai langkah dari sistem manajemen perusahaan migas untuk mengendalikan risiko, memastikan kegiatan migas aman, andal, dan ramah lingkungan.
Area Manager Communications, Relations and Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Susanto August Satria mengemukakan program tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat penerapan budaya keselamatan di seluruh SPBU wilayah JBB.
“Melalui sosialisasi ini, kami ingin memastikan seluruh pengelola SPBU memahami standar SMKM sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan Sosialisasi SMKM SPBU dianggap sebagai komitmen Pertamina Patra Niaga Regional JBB mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Langkah ini mengintegrasikan aspek keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor energi.
Program ini secara langsung mendukung poin 3 yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta poin 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dengan memperkuat budaya keselamatan, melindungi pekerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan.
Materi yang disampaikan dalam Sosialisasi SMKM SPBU menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan pelaksanaan audit SMKM pada 2026.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai penerapan SMKM di lingkungan SPBU.
Peserta juga diajak untuk memahami standar dan prosedur keselamatan migas secara rinci, termasuk pengelolaan risiko, inspeksi berkala, dan pembinaan SDM di SPBU.
Materi teknis disampaikan oleh HSSE Regional JBB Asril Sitorus yang memaparkan panduan penerapan SMKM dan persiapan audit mendatang.
Acaranya juga dihadiri oleh Muhammad Toriq selaku Group Head Operation Regional JBB dan Tiara Thesaufi Harisoesyanto selaku Region Manager Retail Sales JBB.
Selain itu Ika Kurniasari selaku Region Manajer HSSE JBB, serta para Jajaran Management dan 708 Pengawas beserta 12 Operator SPBU di seluruh wilayah Regional JBB. (adm)
Sumber: Antara News