i-ExpertOHSRegional NewsSafety at Work

DK3N: Penerapan K3 pada High Risk Industry Harus Menjadi Competitive Advantage

Jakarta, ISafetyMagz.com – Pengabaian aspek K3 oleh perusahaan sekelas PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagaimana pengakuan Direktur Utama Muhammad Choliq, mengundang keprihatinan mendalam bagi Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) Rudiyanto.

“Saya prihatin jika ada perusahaan yang masuk dalam kategori high risk sampai melupakan masalah penerapan K3, yang seharusnya menjadi baseline perusahaan,” kata Rudiyanto kepada Isafetymagz.com, Kamis (1/3/2018).

Sebagai Wakil Ketua DK3N, Rudiyanto mengimbau agar K3 menjadi bagian tak terpisahkan dari semua ini perusahaan. Termasuk seluruh stakeholder yang terkait proses bisnisnya.

“Selaku wakil ketua DK3N, imbauan kami adalah penerapan K3 pada high risk industry harus menjadi competitive advantage yang harus dimiliki perusahaan. Untuk menjadikan hal tersebut, budaya K3 harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua lini perusahaan, termasuk seluruh stakeholder yang terkait dengan proses bisnisnya,” imbau Rudiyanto.

Hal itu penting, demi terwujudnya kemandiran berbudaya K3 di masyarakat. “Kemandirian berbudaya K3 diawali dengan awareness K3, dan ditingkatkan K3 sebagai kebutuhan dan concern utama nilai kebutuhan pribadi atau individu yang secara bertahap menjadi nilai kelompok yang akan berpengaruh pada kemandirian budaya K3,” Rudiyanto menambahkan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dirut PT Waskita Karya Tbk (Persero) Muhammad Choliq mengakui bahwa pihaknya mengabaikan aspek K3 sehingga memicu terjadinya serangkaian kecelakaan kerja konstruksi dalam setahun terakhir, sungguh mengejutkan.

Muhammad Choliq meminta maaf karena kecelakaan konstruksi banyak berasal dari proyek yang tengah dikerjakan perseroan.

“Mohon maaf karena kecelakaan kerja paling banyak terjadi di Waskita Karya. Saya 35 tahun di finance jadi yang ada di belakang kepala saya adalah kalau mau jadi perusahaan besar maka cari proyek sebanyak-banyaknya dan sediakan uang secukupnya untuk memulai proyek. Itu membuat K3 sedikit terlupakan,” kata Choliq.

Menurut Choliq, selama kurun waktu tiga tahun terakhir, nilai proyek Waskita Karya meningkat drastis. “Dua tahun lalu tidak ada kecelakaan, karena produksi hanya sampai Rp10 triliun. Tapi, tahun lalu, mencapai Rp45 triliun,” Choliq menambahkan. (has)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button