Jakarta, isafetymagazine.com – Taman Impian Jaya Ancol menerima teguran keras penutupan pantai dari Gubernur Anies Baswedan. Hal ini dialaminya akibat konsentrasi wisatawan di kawasan pantai Ancol selama libur lebaran 2021.
“Kami langsung bertindak sejalan dengan upaya Pemprov DKI untuk menekan potensi penyebaran virus Covid-19,” kata Teuku Sahir Syahali, Direktur Utama PT Taman Impian Jaya Ancol Tbk pada Sabtu (15/5/2021).
Taman Impian Jaya Ancol kembali akan dibuka pada Selasa (18/5/2021). Selama penutupan kawasan ini akan dilakukan penguatan pemberlakuan protokol kesehatan (prokes) di semua area.
Kawasan yang akan ditutup akan dilakukan penyemprotan disinfektan di semua area vital rekreasi (pantai, jalan, promenade, toilet, loket gerbang, tenant-tenant restoran, dan unit-unit rekreasi) di dalamnya.
Kemudian, penambahan signage dan tali pembatas pelarangan berenang di area pantai. Penambahan tali pembatas untuk jaga jarak di area promenade.
Pengunjung yang telah membeli tiket secara daring dapat menjadwal ulang kedatangan melalui https://reservasi.ancol.com selama dua kali sampai Desember 2021.
Selain itu bisa memilih refund (pengembalian) tiket melalui https://goers.co/francol15mei.
Sebanyak 28.000 wisatawan masuk kawasan Taman Impian Jaya Ancol pada Jumat, 14 Mei 2021. Angka ini masih di bawah dari 30% dari total kapasitas kunjungan sebesar 192.000 orang.
Taman Impian Jaya Ancol telah memasang pembatas tali di sepanjang Pantai Lagoon pada Sabtu, 15 Mei 2021 sebagai pembatas area pantai dengan laut di kawasan tersebut.
“Nantinya pengunjung masih tetap melakukan wisata di kawasan pantai namun belum diizinkan untuk melakukan aktivitas berenang di pantai,” ucap Syahali.
Garis pembatas dibuat bermacam-macam berbentuk yaitu kotak persegi, bulat, dan segi lima seluas 3×3 meter. Hal ini dibatasi dengan bambu dan tali.
Area pembatasan ini bisa digunakan pengunjung berekreasi dengan aman dan nyaman. Sejumlah tempat cuci tangan sudah tersedia di lokasi dan dibersihkan dengan menggunakan cairan disinfektan.
Sementara itu Praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Soehatman Ramli meminta masyarakat tidak lengah terhadap potensi penularan Covid-19. Kelengahan itu bisa terjadi dalam kegiatan bersama teman sekantor, serumah, atau arisan.
Kegiatan ini bisa berupa makan, minum, bercengkrama, bernyanyi, atau berfoto dengan melepas masker.
“Di saat itu Covid-19 keluar dari salah seorang yang tidak sadar sebagai carrier (pembawa) menerobos masuk ke mereka yang tidak taat 3M,” ucapnya.
Bahkan, masyarakat bisa melakukan 5M, ucap Soehatman, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir, dan menjaga jarak. Kemudian, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan interaksi. (adm)