Surabaya, isafetymagazine.com – Tim Independen Pengendalian Keselamatan Minyak dan Gas (TIPKM) Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta budaya keselamatan tidak hanya menjadi tanggung jawab individual, tapi ini juga merupakan tanggung jawab bersama.
Lingkungan kerja yang aman dan berorientasi pada keselamatan kerja merupakan investasi yang tak ternilai bagi keberlangsungan usaha.
“Namun, dalam menghadapi tantangan yang terus berkembang di era modern, inovasi, dan digitalisasi telah menjadi kunci dalam memperkuat sistem K3 kita. Melalui adopsi teknologi terbaru dan integrasi inovasi dalam praktik K3, kita dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan ketepatan dalam upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,” kata TIPKM Kementerian ESDM, Sugiarto.
Pernyataan ini disampaikannya dalam ‘Seminar Nasional K3 Bertajuk Budaya, Inovasi, dan Digitalisasi K3: Upaya Menjaga Keberlangsungan Usaha’.
Dengan penerapan teknologi yang canggih, perusahaan dapat memantau dan menganalisis data K3 secara real-time, merespons potensi bahaya lebih cepat. Jadi, digitalisasi mempermudah perusahaan melakukan pengawasan K3.
Implementasi budaya, inovasi, dan digitalisasi K3 juga bukanlah sekadar bagian dari kegiatan operasional perusahaan, akan tetapi merupakan investasi yang penting dalam keselamatan dan kesejahteraan pekerja serta keberlangsungan bisnis secara keseluruhan.
“Hanya dengan pendekatan holistik terhadap K3, perusahaan dapat menghadapi tantangan masa depan dengan keyakinan dan menjaga reputasi mereka sebagai pemimpin dalam keselamatan dan kesehatan kerja,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengutarakan Bulan K3 Nasional Tahun 2024 menjadi sebuah momen penting untuk memperkuat komitmen semua pihak terhadap Keselamatan dan Kesehatan (K3) di tempat kerja.
Bulan K3 Nasional memberikan kesempatan bagi setiap pihak untuk lebih memahami arti penting K3 dalam menjalankan tugas sehari-hari saat proses produksi, di ruang kantor, dan di lapangan.
“Melalui program dan inisiatif yang telah dilakukan, kita dapat meningkatkan kesadaran kita tentang risiko-risiko yang mungkin timbul, memperkuat budaya K3, dan mendorong keterlibatan aktif dari seluruh masyarakat. K3 bukan hanya tanggung jawab satu orang atau satu departemen atau satu organisasi, tetapi K3 menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jatim, Sigit Priyanto.
“Dalam seminar nasional K3 ini, semua pihak dapat berbagi wawasan, pengalaman, dan praktik terbaik mereka dalam memperkuat budaya keselamatan, menggali potensi inovasi, dan menerapkan solusi digital yang efektif.”
Dengan begitu Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) mengajak semua pemangku kepentingan untuk melakukan koordinasi, sinergi, dan kolaborasi dalam upaya peningkatan kemandirian berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Langkah ini dilakukan mulai tingkat nasional, regional, dan internasional pada forum-forum K3 yang strategis.
Dengan begitu seluruh lapisan masyarakat mulai industri, cendekiawan, akademisi, organisasi profesi, asosiasi, dan pihak terkait lainnya dapat termotivasi untuk berperan aktif dalam peningkatan pemasyarakatan K3.
“Sehingga tercipta pelaksanaan K3 secara mandiri dan dapat mendukung arah kebijakan K3 nasional, sehingga tujuan K3 dalam menciptakan tempat kerja yang akan, nyaman, sehat menuju kecelakaaan nihil guna peningkatan produktivitas nasional dapat segera terwujud secara nyata,” kata Ketua DK3N, Haiyani Rumondang.
Sambutannya dibacakan oleh Ketua Komisi II Komunikasi, Informasi, dan Edukasi DK3N, Subkhan pada seminar tersebut. Acara ini sebagian bagian dari rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional Tahun 2024.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menetapkan rencana strategis dalam suatu agenda yaitu penguatan kelembagaan pengawasan ketenagakerjaan dan K3.
Kemudian, penyempurnaan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan, informasi, dan layanan K3 berbasis digitalisasi.
Langkah-langkah yang dimaksud seperti Sistem Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Teman K3) yang memberikan penghargaan K3 bagi pemerintah daerah (pemda), perusahaan-perusahaan serta berbagai pihak terkait yang telah berhasil menerapkan norma K3.
“Hal ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pemerintah daerah propinsi lainnya dalam pembinaan K3 di wilayahnya, serta bagi Perusahaan-perusahaan lain untuk meningkatkan implementasi K3 di tempat kerjanya,” ujar Haiyani Rumondang.
Generasi Emas
Sementara itu Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur (DK3P Jatim) menilai seminar nasional K3 kali ini berlangsung di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA).
Langkah ini supaya lebih mendekatkan informasi dan kegiatan K3 kepada para generasi muda khususnya mahasiswa agar mampu mempersiapkan diri menjadi generasi Indonesia Emas tahun 2045 mendatang.
“Kegiatan yang berlangsung pada hari Minggu 11 Februari 2024 diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari perwakilan berbagai perusahaan, asosiasi dan komunitas K3, pengawas ketenagakerjaan, dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Provinsi Jawa Timur,” ucap Wakil Ketua DK3P Jatim, Edi Priyanto.
Sebelumnya, rangkaian kegiatan dalam rangka bulan K3 Nasional 2024 di Jatim telah digelar seperti apel bulan K3, kegiatan sosial donor darah, safety riding pada pengemudi ojol.
Kemudian, pemeriksaan kesehatan gratis untuk pengemudi ojol, pengujian lingkungan kerja, Aksi K3 dengan melakukan kampanye dan pemeriksaan kesehatan gratis pada masyarakat.
Pemenang Kompetisi
Acara ini juga menyelenggarakan berbagai kompetisi mulai kampanye untuk siswa sekolah tingkat SMA/SMK, kampanye untuk pekerja UMKM, kompetisi foto dan video serta juga kegiatan kompetisi inovasi K3 yang bisa diikuti oleh individu dan perusahaan.
Puncak acara dalam kegiatan Seminar K3 Nasional ini ditutup dengan kegiatan awarding Kompetisi K3 yang mengundang seluruh peserta lomba dan beberapa perusahaan yang berpartisipasi dalam kompetisi K3 yang digelar oleh DK3P Jatim.
Kompetisi Bulan K3 Nasional tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan prestasi terbaik dalam keselamatan dan kesehatan kerja, tetapi juga mendorong perusahaan dan organisasi untuk terus berinovasi, memperkuat budaya keselamatan, dan mengadopsi solusi digital terbaik.
Kompetisi K3 Nasional mencakup tiga kategori yakni ‘Safety Campaign Challenge (UMKM dan SMA/SMK)’, ‘Safety Photo dan Video Challenge’, dan ‘Kompetisi Inovasi K3 Perusahaan’.
Para peserta dinilai berdasarkan sejumlah aspek, meliputi orisinalitas, kesesuaian dengan tema, pesan yang ingin disampaikan, aspek estetika, kreativitas dan daya tarik.
Adapun nama-nama pemenang kompetisi K3 Nasional antara lain untuk kategori Safety Campaign Challenge (UMKM), Juara 1 Dafid Saputra dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Juara 2 Mareeno Anang Septianto dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan juara 3 Faris Zaky Mahendra dari Universitas Lambung Mangkurat.
Kategori Safety Campaign Challenge (SMA/SMK) sebagai berikut juara 1 Fadeli Wibisono dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Untuk juara 2 Dimas Fanny Kusuma dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan juara 3 Raffi Achmad Ilyas dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Pada kategori Safety Photo Challenge, juara 1 Giri Wijayanto dengan tema ‘Pengangkatan Gerbong Anjlok’. Lalu, juara 2 Fajar Mujianto dengan tema ‘Siap Memadamkan Api’ dan juara 3 Wahyu Tanoto dengan tema ‘Pekerja Gunakan APD’.
Kategori Safety Video Challenge, juara 1 Akbar Fernando Ndabung dengan tema ‘Aturan 20-20-20 Untuk Freelancer’. Selanjutnya, juara 2 Justin Syafrianni dengan tema ‘Langkah-langkah K3 di Bengkel’ dan juara 3 Sisworinoto dengan tema ‘K3 pada Pedagang Pecel Lele’.
Terakhir, kategori Kompetisi Inovasi K3 juara 1 dari PT Bumi Suksesindo bertema SHIP: Fingers & Hand Injury Prevention in Maintenance.
Berikutnya, juara 2 dari PT Terminal Petikemas Surabaya dengan tema Pengelolaan Layanan HSSE berbasis free digital platform.
Terakhir, juara 3 perorangan atas nama Rizal Ilda Kurniawan dai Universitas Airlangga Surabaya mengambil inovasi Aplikasi Safe-Think. (adm)