Ini Hasil Temuan Awal Kasus Ledakan Pipa Gas PetroChina

Penanganan ledakan PetroChina diduga akibat kantor pusatnya berada di Jakarta, sehingga proses birokrasinya menjadi lama.

Tanjab Barat, isafetymagazine.com – Dinas Ketenagakerjaan dam Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jambi telah telah menjadwalkan pemeriksaan PetroChina International Jabung Ltd pada Kamis (29/12/2022).

Hal ini terkait ledakan pipa gas perusahaan Neb#9, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Barat, Minggu (18/12/2022)

‘’Setelah mendapatkan keterangan dari PetroChina dan pihak-pihak lainnya, baru kita akan menyimpulkan hasil investigasi tim,’’ kata Kepala Disnakertrans Provinsi Jambi, Bahari pada Senin (26/12/2022).

Sebelumnya, Disnakertrans telah memeriksa tiga orang dari dua subkontraktor yakni penyedia alat dan penyedia tenaga kerja.

“Tiga orang dari subkontraktor sudah kita mintai keterangan. Malah sudah di BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” ucapnya.

Berdasarkan temuan di lapangan, ujar Bahari, diperoleh dua dugaan penyebab ledakan pipa gas perusahaan Neb#9″.

“Pertama SOP (standard operating procedure)-nya tidak diikuti, atau pekerjanya yang tak kompenten. Jadi bisa jadi salah orangnya atau bisa juga peralatannya yang tak baik. Ada indikasi ke arah ini. Masak perbaikan dilakukan pada dini hari,’’ ujarnya.

Bahari mengungkapkan berdasarkan keterangan salah satu korban yang ditemuinya di rumah sakit (RS). Korban mengaku saat bekerja korban tidak menggunakan sarung tangan anti api.

“Dari sini kan bisa kita duga ada yang salah pada K3-nya. Bisa jadi SOP-nya dilanggar atau memang pekerjanya yang tak kompenten,’’ ujarnya.

Walaupun demikian, Disnakertrans Jambi tidak mau tergesa-gesa menyimpulkan dan berjanji akan membuka kasus ini seterang-terangnya.

“Nanti setelah semua pihak terkait diperiksa baru kita simpulkan. Saya tidak akan menutup-nutupi, kesimpulannya nanti akan saya beberkan semua,’’ ujarnya.

Sementara itu Kepolisian Resor (Polres) Tanjab Barat mengungkapkan PetroChina belum memenuhi panggilan kepolisian untuk memberikan keterangan sampai akhir pekan lalu.

“Pihak PT PetroChina masih pemeriksaan internal,” ucap Kapolres Tanjab Barat, AKBP Muharman Arta

Pada kesempatan terpusah Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jambi mendorong pihak terkait menyelidiki kasus ledakan gas PetroChina sampai tuntas.

Dari informasi yang diperolehnya banyak indikasi pelanggaran yang terjadi dalam peristiwa tersebut seperti rentang waktu kebocoran, waktu perbaikan, dan saat kejadian.

’Informasi yang saya peroleh, kebocoran gas itu diketahui dan dilaporkan ke internal PetroChina pada Rabu, 14 Desember 2022. Namun, perbaikan baru mulai dilakukan pada Jumat (16/12/2022). Sejak Jumat sampai kejadian Minggu dini hari (18/12/2022) itu, pekerja melakukan perbaikan sampai dini hari. Apakah ini dibenarkan bekerja sampai dini hari?,’’ kata ujar Ketua FKDM Provinsi Jambi, Sigit Eko Yuwono.

Penanganan ledakan PetroChina diduga akibat kantor pusatnya berada di Jakarta, sehingga proses birokrasinya menjadi lama.

‘’Kalau kantor pusatnya di Jambi, proses birokrasinya kan cepat karena pengambil keputusan ada di Jambi,’’ ucapnya.

Kemudian, perlengkapan yang dikenakan pekerja juga tidak untuk menangani api.

“Apakah kejadian ini (meledak menyembur api) di luar dugaan pekerja, makanya saat ledakan pekerja mengalami luka bakar. Ini juga perlu ditelusuri,’’ tuturnya.

Sigit Eko Yuwono memperoleh informasi bahwa dua pengawas dari PetroChina yang paling bertanggung jawab dalam kejadian tersebut,

Namun, saat kejadian, hanya ada satu orang yang berada di lapangan, sehingga kasus ini diusut hingga tuntas agar tidak terulang lagi. Sebab, korban adalah putra daerah..

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, sebanyak dua pekerja tewas akibat ledakan pipa gas milik PetroChina Internasional Jabung Ltd di NEB#9, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Barat bertambah jadi dua orang.

Keduanya menghembuskan nafas terakhir di RS Pertamina, Jakarta yakni korba pertama pertama meninggal pada Jumat (23/12/2022) atas nama Kastalani, warga Pematang Lumut, Tanjab Barat.

Kemudian, korban lainnya meninggal atas nama Randi Afrianto (25) warga Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara, Tanjab Barat pada Sabtu (24/12/2022). (imc/adm)

Exit mobile version