Fire Safetyi-ExpertRegional News

Ini Penyebab Terjadinya Korsleting Listrik

Cara menciptakan kondisi kelistrikan yang aman

JAKARTA, ISafetyMagz.com – Kebakaran bukan musibah. Tetapi sesungguhnya merupakan peristiwa yang bisa dihindari, jika saja kita bisa berlaku aman (safe action) dan menciptakan kondisi kelistrikan yang aman (safe condition).

Salah satu penyebab terbesar terjadinya kebakaran adalah hubungan singkat arus listrik atau yang selama ini dikenal dengan sebutan korsleting listrik. Ada banyak faktor penyebab terjadinya korsleting listrik mulai dari penggunaan kabel atau instalasi listrik yang tak sesuai standar hingga soal kemauan untuk terus melakukan pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik.

Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya korsleting listrik:

  1. Konsumen melakukan by pass (menyambung langsung) ke jaringan listrik di tiang listrik. Tidak ada pembatas, sehingga arus listrik yang mengalir sangat besar. Jika instalasi listriknya tak mampu menampung arus listrik yang besar itu, akan terjadi korslet.
  2. NCB tak sesuai kapasitas beban. Tidak sedikit dari masyarakat yang kemudian mengganjal NCB yang sering anjlok karena tak sesuai kapasitas beban.
  3. Menggunakan skring yang berkapasitas besar. Jika terjadi korslet skring memang tidak anjlok, tetapi mengakibatkan kabel-kabel menjadi kelebihan muatan beban.
  4. Menumpuk penggunaan arus listrik pada satu terminal listrik.
  5. Menumpuk penggunaan arus listrik pada colokan listrik.
  6. Menggunakan instalasi listrik yang tak sesuai standar seperti kabel, colokan listrik, dan sebagainya.

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik Helmi Najamuddin menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia sebagian lebih menyukai membeli kabel dan peralatan listrik yang harganya murah. Helmi bisa memahami kebiasaan itu karena tidak adanya pengetahuan dan pemahaman yang cukup soal keselamatan listrik.

Padahal kabel dan peralatan listrik yang dibeli itu tidak sesuai standar yang telah ditetapkan yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia). Kabel dan perlalatan listrik yang harganya murah, kata Helmi, dibuat oleh produsen tanpa memperhatikan aspek keselamatan (safety). Yang penting, produk mereka laris di masyarakat.

Kabel dan instalasi listrik yang aspal (asli tapi palsu) marak beredar di pasar. “Namanya juga pasar, ada suply ada demand. Kebutuhan akan peralatan atau instalasi listrik di masyarakat begitu tinggi. Hal ini memicu pembuatan kabel dan instalasi listrik yang aspal. Aspek safety menjadi hal nomor sekian bagi produsen, sementara masyarakat pada umumnya tidak memahami aspek safety dalam peralatan kelistrikan,” kata Helmi ketika dihubungi Isafetymagz.com, Minggu (21/1/2018).

Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Helmi mengimbau kepada masyarakat supaya membeli peralatan listrik yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau SNI. Harganya memang lebih mahal dibanding produk kelistrikan yang tidak sesuai standar, namun terjamin kualitas dan keselamatannya (safety). (has)

Helmi Najamuddin, Mantan Kepala Divisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) Perusahaan Listrik Negara (PLN) (FOTO: Hasanuddin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button