Ini Upaya PHR Tingkatkan Keselamatan Kerja di Rig Pengeboran

Penggunaan Virtual Reality diperlukan untuk melatih para pekerja baru tersebut tanpa langsung datang ke lokasi pengeboran.

Pekanbaru, isafetymagazine.com – Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus meningkatkan keselamatan kerja pada rig (anjungan) pengeboran.

Langkah ini dilakukan dengan penggunaan teknologi artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) dalam closed circuit television (CCTV).

“Kami percaya bahwa yang utama itu dalam operasi upstream itu safety, Jadi, safety dulu baru nanti produksi menyusul. Kami menanamkan AI ke CCTV yang kami miliki sedemikian rupa sehingga AI itu bisa mendeteksi apabila ada hal-hal yang istilahnya berbahaya terjadi di lapangan,” kata Manager Information Management and Data Analytics Pertamina Hulu Rokan (PHR) Ananta Bodhitama di Pekanbaru, Riau pada (25/10/2023) malam.

Pertamina Hulu Rokan menggunakan teknologi artificial intelligence didorong peningkatan aktivitas rig (pengeboran dan well service) yang berdampak pada risiko keselamatan pekerja.

Selanjutnya, pengawasan diperlukan untuk memastikan aspek keselamatan kerja diikuti.

Ananta Bodhitama mengemukakan teknologi AI dapat menginformasikan perilaku tidak selamat kepada command center seperti alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu, dan sarung tangan.

“Dengan AI ini itu bisa otomatis terdeteksi apabila ada orang di lokasi tetapi tidak menggunakan APD dia akan mengirimkan alarm nanti ke command center kami sehingga orang di-command center mengetahui sehingga dia bisa kasih tahu mungkin kepada supervisor-nya “tolong itu diingatkan teman-teman di lapangan wajib pakai APD ” ucapnya.

Pertamina Hulu Rokan juga menggunakan teknologi virtual reality (VR) untuk peningkatan performa dan pembelajaran keselamatan kerja.

“Kenapa kami menggunakan VR? karena kami lihat VR ini memiliki potensi terutama dalam pelatihan keselamatan kerja,” kata Ananta.

Penggunaan Virtual Reality, ujar Ananta Bodhitama juga berkaitan dengan potensi bahaya keselamatan kerja seperti kegiatan operasi pengangkatan (lifting operation).

“Bahwa cukup banyak case-case yang ada hubungan potensi bahaya itu di operasi kami, terutama kaitannya dengan operasi pengangkatan karena kalau di kami kan cukup banyak mengangkat pipa. Itu bahayanya cukup banyak di sana. Kemudian kami dihadapkan dengan tantangan pengeboran. Jumlah pengeboran kami bicara ratusan pengeboran setahun cukup banyak karena pengeborannya banyak, otomatis operasi lifting-nya juga jadi banyak,” tuturnya.

Dengan ratusan pengeboran Pertamina Hulu Rokan juga membutuhkan puluhan ribu pekerja baru.

“Dengan sekian ratus pengeboran dalam setahun, kami juga butuh banyak mitra kerja baru dalam dalam ini yang perlu kami training supaya mereka bekerja dengan selamat dalam melakukan pekerjaan berkaitan dengan pengeboran,” ucapnya.

Ananta Bodhitama mengemukakan penggunaan Virtual Reality diperlukan untuk melatih para pekerja baru tersebut tanpa langsung datang ke lokasi pengeboran.

“Karena katakan dari puluhan ribu pegawai itu belum tentu mereka sudah melihat rig, mungkin ada beberapa yang sama sekali belum tahu seperti apa yang namanya rig atau operasi migas. Dengan VR, harapannya teman-teman itu bisa minimal tahu dulu aware seperti apa situasi, seperti apa yang namanya pipa atau segala macam,” ujarnya.

Hal itu minimal bisa dilihat tanpa perlu datang ke lapangan, karena untuk lapangan memerlukan persyaratan dan tidak semua orang bisa datang ke rig.

“Dengan VR, mereka bisa membayangkan, bisa mengeksplor, di dalam VR juga ada informasi-informasi, ini yang bahaya, ini yang perlu dilakukan,” ujarnya.

Teknologi Virtual Reality menghadirkan pengalaman pelatihan dan upskilling baru, yaitu teknologi imersif dengan visualisasi tiga dimensi (3D).

Kemudian, melalui teknologi Virtual Reality, pelaksanaan pelatihan dengan skenario yang kompleks dan risiko tinggi bisa dilaksanakan lebih aman, lebih user-friendly, lebih cepat, dipahami dan lebih efisien di lingkungan yang terkontrol (controlled environment).

Daerah operasi WK Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Hal.ini mencakup 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations).

WK Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.

Pertamina Hulu Rokan juga mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan lingkungan. (adm)

Exit mobile version