Kecelakaan Bus PariwisataTewaskan 29 Orang

kawasan Wado selebar sekitar enam meter tidak tepat dipakai kendaraan sejenis bus besar.

Sumedang, isafetymagazine.com – Polres Sumedang mengungkapkan sebanyak 29 orang tewas akibat kecelakaan bus di Wado, Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (10/3/2021).

Angka ini naik dua orang yang tewas dibandingkan jumlah sebelumnya yaitu dua perempuan.

“Meninggalnya ketika sudah dibawa dan dirawat ke RSUD Sumedang,” kata Kapolres Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto pada Kamis (11/3/2021).

Jika melihat kecelakaan bus pada 2011 terjadi peningkatan dari 20 orang yang meninggal dunia. Waktu itu bus Sumber Kencono tabrakan dengan minibus.

Polri dan KNKT masih menyelidiki apa penyebab kecelakaan Bus Pariwisata Sri Padma Kencana. Dari penyelidikan sementara diduga kecelakaan ini terjadi akibat supir kehilangan kendali.

Kemudian, supir membanting stir ke kiri dan terjun ke jurang di Wado. Dia tidak dapat mengendalikan kendaraan disinyalir lantaran kontur jalan yang menurun panjang serta menikung.

“Dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan), jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,” ucap Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto.

Supir bus diduga melakukan ini akibat dia tak mengenali kontur dan kesempitan jalur yang akan dilaluinya.

Dia juga disinyalir menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.

Padahal, jalur alternatif yang menghubungkan Garut dan Sumedang melalui kawasan Wado selebar sekitar enam meter tidak tepat dipakai oleh kendaraan sejenis bus besar.

Selain itu pagar pengaman jalan di Tanjakan Cae tak bisa menahan bus, sehingga bus hingga masuk jurang sedalam 20-25 meter.

Chairman WSO Indonesia Soehatman Ramli mengamini rute Wado rawan untuk dilalui pengendara.

Jadi, ini tidak hanya memerlukan kondisi kendaraan yang baik. “Perlu keahlian khusus dan kewaspadaan,” ujarnya.

Perusahaan harus mengembangkan dan menjalankan prosedur identifikasi bahaya kegiatan angkutan umum yakni rute perjalanan, jenis penumpang, kondisi lingkungan, dan kondisi kendaraan.

Identifikasi bahaya dan pengendalian resiko dari kegiatan, sarana, angkutan, dan rute.

“Perusahaan menjamin kelaikan dan keselamatan semua infrastruktur yang terkait dengan operasi angkutan umum,” tuturnya.

Dengan demikian Polres Sumedang segera memasang portal agar bus tidak melintasi Wado menuju Garut. Karena jalur dinilai rawan kecelakaan lalu lintas.

Sebelumnya, Polres Sumedang mengklaim peningkatan pengawasan terhadap bus yang mau melewati Wado menuju Garut. Namun, ini dirasakan tidak mudah pelaksanaannya.

“Dari titik Malangbong yang sulit dari arah Sumedang sudah terawasi,” ucapnya.

Kecelakaan bus tadi juga diduga akibat kelebihan penumpang yang dilihat jumlah penumpang lebih banyak ketimbang bangku penumpang.

Sebanyak 66 penumpang yang berada di dalam bus, padahal hanya 62 bangku penumpang yang tersedia di dalam bus.

Kecelakaan bus terjadi akibat sejumlah faktor yakni unsur teknis, sumberdaya manusia, dan manajemen operasional.

Kadishub Jabar Hery Antasari menambahkan bus itu hendak kembali menuju Subang setelah berziarah ke Tasikmalaya dan berwisata ke Pangandaran.

Dari data yang ada diketahui sebanyak 70% adalah orang tua pelajar dan 30% adalah pelajar SMP IT Al-Muaawanah, Cisalak, Subang.

“Kalau kendaraan tidak diperkenankan ke jalur ini,” ucapnya.

Polri, Dishub Jabar, dan KNKT sedang melakukan olah TKP guna mengetahui apa penyebab kecelakaan bus.

Hal ini akan menjadi bahan evaluasi guna mengantisipasi kemungkinan kejadian serupa ke depan.

Bahkan, Dishub Jabar akan mengajukan pembangunan jalur penyelamat di Tanjakan Cae.

“Kami akan evaluasi keberadaan guard real, kontur jalan, hingga rambu-rambu lalu lintas yang tersedia,” tutur Hery. (ant/adm)

Exit mobile version