Regional News

Kesaksian Para Pendaki Saat Terjadi Letusan Freatik Merapi

BOYOLALI, ISafetyMagz.com – Saat terjadi letusan freatik, terdapat sekitar 160 orang pendaki di kawasan puncak Merapi. Mereka berlarian menyelamatkan diri. Mereka sebagian besar berada di sekitar Pasar Bubrah yang berada tidak jauh dari puncak Merapi. Akibat kejadian itu ada belasan pendaki yang terluka. Berikut kesaksian sejumlah pendaki yang berada dekat dengan letusan freatik.

Seorang pendaki dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sopan Pangestu bahkan sempat mengabadikan letusan freatik itu dari Pasar Bubrah, kawasan puncak Merapi. Video rekaman itu pun viral di media sosial.

Sopan mengatakan, naik ke Merapi bersama 10 orang temannya. Setelah nge-camp di Pasar Bubrah, Sopan bersama beberapa temannya naik ke puncak.

“Kita naik dari jam 5.00 WIB dari Pasar Bubrah. Ditengah perjalanan, ada yang memperingatkan kalau ada peningkatan aktivitas. Kita kan penasaran, kita nekat ke atas,” kata Sopan ditemui di Pos New Selo, Kecamatan Selo, Boyolali, Jumat (11/5/2018).

“Memang bener, bau belerang menyengat banget dan asapnya tebal,” jelasnya. Tak hanya itu juga terdengar suara gemuruh dari dalam kawah.

“Suara gemuruh seperti pesawat terbang, kenceng sekali suaranya,” imbuh dia.

Sopan mengaku hanya sekitar 10 menit di puncak lalu kembali turun. Sampai di Pasar Bubrah, dia bersama rombongannya beristirahat dan memasak. Dia pun sempat merekam saat teman-temannya memasak. Saat itulah Merapi tiba-tiba menyemburkan asap tebal membumbung tinggi ke angkasa.

“Makanan sudah matang, nggak jadi dimakan. Dibuang disana dan ditinggal lari,” katanya lagi.

Pendaki lainnya, Dedi Sutejo, dari Yogyakarta, mengaku saat itu dia sudah packing barang untuk turun. Dia langsung lari ke arah jalur evakuasi.

“Takut, panik campur. Saya langsung lari ke jalur evakuasi,” kata Dedi, yang naik ke Merapi bersama 5 orang.

Sementara itu Riski Kusuma, pendaki asal Sragen mengaku saat kejadian dalam perjalanan naik ke puncak dari Pasar Bubrah. Namun belum sampai puncak terjadi letusan freatik.

“Saat itu saya sedang istirahat duduk menghadap ke utara (membelakangi puncak). Terdengar suara gemuruh seperti suara angin keras sekali. Saya lihat ke belakang, ternyata asap sudah tinggi. Saya nggak panik, saat itu saya pandangi saja, karena saya kira letusan biasa saja,” ucap Riski yang mengaku baru sekali naik ke Merapi.

Danang Aji, yang satu rombongan dengan Riski, mengemukakan saat terjadi letusan freatik sedang berada di puncak. Dia pun mengaku panik dan lari hingga terjatuh.

“Iya, saat itu saya di puncak. Panik, terus terjatuh. Mata berkunang-kunang,” kata Danang.

Danang mengalami luka di kepala bagian belakang dan sejumlah luka lecet di beberapa bagian tubuhnya. Dia bersama rombongannya berjumlah 5 orang, menjadi yang terakhir turun dari puncak Merapi. Mereka berjalan pelan-pelan karena harus memapah Danang yang terluka.

Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4016497/kesaksian-para-pendaki-saat-terjadi-letusan-freatik-merapi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button