i-ExpertOHSRegional NewsReviewsSafety at Work

Komite Keselamatan Konstruksi Jelaskan Mengapa Kecelakaan Konstruksi Marak Terjadi

JAKARTA, ISafetyMagz.com – Alat angkat crane yang tengah terlibat pengerjaan proyek double-double track kereta cepat Jakarta-Bandung di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018) sekitar pukul 05.00 WIB, roboh. Empat pekerja tewas dan seorang pekerja lainnya mengalami cidera.

Menarik disimak, kasus-kasus kecelakaan kerja konstruksi sering terjadi pada hari libur atau malam dan subuh hari. Sekadar menyebut contoh, selain kasus robohnya alat angkat crane di Jatinegara tadi, tiang beton proyek Light Rapid Transit (LRT) Koridor I roboh di Kelapa Gading, Jakarta Timur, pada Senin (22/1/2018) sekira pukul 00.10 WIB.

Lalu kasus jatuhnya enam balok beton (girder) pada proyak jalan tol Antasari-Depok di Jl Tb Simatupang, Jakarta Selatan, roboh. Kasusnya terjadi pada hari Selasa (2/1/2018) sekira pukul 09.00 WIB. Meski terjadi hari Selasa, kala itu masih suasana libur tahun baru. Belum lagi kasus-kasus serupa lainnya yang banyak terjadi di hari libur dan malam hari.

Mengapa kasus kecelakaan konstruksi sering terjadi di hari libur dan malam atau subuh hari? Anggota Komite Keselamatan Konstruksi Lazuari Nurdin menjelaskan, konstruksi merupakan proyek yang padat karya, padat modal, padat alat, dan padat teknologi.

“Konstruksi merupakan proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja, padat modal, padat teknologi, dan padat alat. Konstruksi juga merupakan proyek yang dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang ketat. Jika ditargetkan harus selesai hari ini, ya hari ini juga dikerjakan, tak peduli meski sudah larut malam,” kata Lazuardi saat dikonfirmasi Isafetymagz.com, Minggu (4/2/2018).

Kemampuan manusia dalam bekerja, kata Lazuardi, memiliki keterbatasan. Maksimal delapan jam sehari, itu pun harus ada jeda berupa istirahat. Lebih dari waktu tersebut dan dilakukan secara terus menerus, maka akan menyebabkan kelelahan.

Kelelahan bisa mengakibatkan tingkat konsentrasi kerja menjadi menurun. “Ini lah salah satu faktor yang menyebabkan mengapa kasus-kasus kecelakaan konstruksi banyak terjadi di hari libur atau malam bahkan subuh hari. Sebab, para pekerja tersebut diduga kuat sudah mengalami kelelahan lantaran sudah seharian bekerja,” kata Lazuardi yang juga Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Indonesia (A2K4-Indonesia).

Kecelakaan kerja, tambah Lazuardi, lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia berupa perilaku tidak aman (unsafe act). Karena itu, dalam setiap proses pekerjaan yang memiliki tingkat risiko bahaya tinggi (high risk), harus selalu ada tenaga pengawas atau supervisor.

“Pada hari libur, tingkat pengawasan sering menjadi kendur lantaran si pengawas atau supervisor juga sedang dalam kondisi berlibur setelah seminggu bekerja. Ini faktor lain dari sering terjadinya kecelakaan kerja sektor konstruksi di hari libur atau malam bahkan subuh hari,” Lazuardi menambahkan.

Karena itu, Lazuardi mendesak agar metoda kerja sektor konstruksi proyek-proyek infrastruktur yang kini tengah dikerjakan, untuk ditinjau ulang. (hasan)

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button