Nilai ESG Sektor Pertambangan Dicapai 63 Persen Lebih Tahun Lalu

adopsi ESG secara optimal telah dilakukan perusahaan pertambangan.

Jakarta, isafetymagazine.com – Data Bumi Global Karbon (BGK) Foundation menyebutkan nilai rata-rata Environment Sustainability Goverment (ESG) di pasar modal Indonesia meningkat dari 30% pada 2021 menjadi 46% pada 2023.

Khusus sektor pertambangan menunjukkan lonjakan lebih tinggi dari 36% menjadi 63,78% pada periode yang sama. 

“Peningkatan ini menggembirakan, tapi adopsi prinsip ESG di industri ini masih jauh dari masif atau menyeluruh,” kata Founder Bumi Global Karbon, Achmad Deni Daruri belum lama ini.

“Budaya organisasi sering kali menjadi tantangan besar. Banyak perusahaan belum menjadikan ESG sebagai inti dari strategi bisnis mereka.”

Tantangan-tantangan lainnya adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan finansial, insentif pemerintah yang belum memadai untuk mendorong investasi dalam praktik ESG.

Achmad Deni Danuri meneruskan penerapan ESG dapat membawa keuntungan kompetitif yang signifikan. 

“ESG tidak hanya tentang tanggung jawab sosial, tetapi juga peluang besar untuk meningkatkan reputasi, efisiensi operasional, dan daya saing perusahaan,” ucapnya.

Manfaat lainya dari implementasi ESG adalah bisa memberikan akses pembiayaan yang lebih baik.

Investor semakin memprioritaskan portofolio berkelanjutan.

ESG juga mendorong praktik bisnis yang bertanggung jawab dan efisien.

Contohnya, perusahan pertambangan berkomitmen menerapkan praktik berkelanjutan adalah Petrindo Jaya Kreasi.

Perusahaan pertambangan milik grup Barito Pacific ini terus meningkatkan praktik keberlanjutannya.

Petrindo proaktif menunjukkan dedikasi dalam mencapai praktik bisnis yang lebih berkelanjutan agar sesuai dengan standar.

Sementara itu Global Reporting Initiative (GRI) mengungkapkan perusahaan-perusahaan mulai menyadari perjalanan ESG dinilai penting dikomunikasikan secara transparan.

Langkah ini dilakukan melalui laporan keberlanjutan sesuai standar GRI.

Dengan demikian, Petrindo tidak hanya dapat meningkatkan transparansi, tetapi juga mengelola risiko dan peluang keberlanjutan secara lebih efektif.

Komitmen ini menunjukkan dedikasi perusahaan dalam mencapai praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.

Achmad Deni Danuri memaparkan adopsi ESG secara optimal telah dilakukan perusahaan pertambangan.

Langkah ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa poin penting.

Pertama, integrasi dengan strategi bisnis. Praktik ESG harus menjadi bagian integral dari rencana jangka panjang perusahaan dan selaras dengan proses dan budaya organisasi.

Kedua, melibatkan pemangku kepentingan seperti dialog aktif dengan karyawan, masyarakat, dan investor.

Pasalnya, saran pemangku kepentingan perlu menjadi bahan pengambilan keputusan.

Ketiga, kebijakan dan prosedur yang jelas diperlukan untuk membangun roadmap ESG yang komprehensif, seperti untuk lima tahun ke depan.

Dengan demikian, terdapat pengelolaan tanggung jawab dan mekanisme pelaporan secara jelas.

Keempat, pelaporan kinerja perlu dilakukan secara transparan untuk menetapkan indikator yang terukur.

Langkahnya, berdasarkan GRI untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan.(ind/adm)

Exit mobile version