Pembentukan Direktorat Keselamatan dan Pelayanan di Perum DAMRI Keputusan yang Tepat

Pembentukan Direktorat Keselamatan dan Pelayanan di Perum DAMRI Keputusan yang Tepat
Bus Damri ilutrasi :damri.co.id

ISAFETYNEWS-Sebagai perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor transportasi dan sudah berusia lebih dari setengah abad, kini kinerja Perum DAMRI sudah lebih baik.   Pembenahan demi pembenahan terus dilakukan agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat, dan lebih sehat secara keuangan perusahaan.

Pembenahan yang signifikan dilakukan dalam setahun terakhir, terutama setelah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membentuk Direktorat Keselamatan dan Pelayanan di Perum DAMRI. Menteri Jonan mendapuk Gede Pasek Suardika untuk tugas penting di Perum DAMRI tersebut. Gede Pasek sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keselamatan di Ditjen Hubdat Kemenhub.

“Sektor transportasi sangat berisiko akan terjadinya kecelakaan. Karena itu, saya kira, pembentukan Direktorat Keselamatan dan Pelayanan di Perum DAMRI oleh Pak Menteri Jonan merupakan keputusan yang tepat,” jelas Gede ketika disinggung pembentukan Direktorat Keselamatan dan Pelayanan di Perum DAMRI.

Begitu didapuk, Gede Pasek langsung melakukan sejumlah gebrakan. Langkah awal yang dilakukannya adalah membuat komitmen tertulis akan safety di jajaran direksi. Setelah ada komitmen di level direksi, lalu dibuatkan pin dengan kalimat ‘Lebih Baik Tidak Berangkat Daripada Tidak Pernah Sampai’. Tagline ini digaungkan di seluruh kantor baik pusat maupun cabang Perum DAMRI di seluruh Indonesia. Pin ini juga harus disematkan di setiap personel Perum DAMRI.

Tagline ini menurut Gede, amat penting dalam rangka mewujudkan budaya keselamatan di lingkungan Perum DAMRI. Diakui Gede, selama delapan bulan menjabat, tak mudah melakukannya. Namun intinya, adalah mengubah mind set di Perum DAMRI bahwa keselamatan adalah harga mati.

Diawali dengan mencoba menanamkan pemahaman akan nilai-nilai keselamatan (safety value) kepada seluruh personel DAMRI baik di tingkat pusat maupun kantor-kantor cabang. Dari sini, diharapkan akan terbentuk perilaku selamat (safety behavior) sehingga keselamatan menjadi sebuah budaya di Perum DAMRI (safety culture). Pada gilirannya, kata Gede, akan tercipta service culture berbasis safety sehingga tingkat kecelakaan bisa diminimalisir serendah mungkin (toward zero accident). Bukan hanya zero accident, Gede juga berharap akan tercipta zero complain dan zero storing.

Menggandeng konsultan, Perum DAMRI kini tengah menyusun Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Umum dan menerapkan dan mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan Perum DAMRI.
Gede Pasek Suardika Ilustrasi Photo : instagram @isaftynews

“Sektor transportasi sangat berisiko akan terjadinya kecelakaan. Karena itu, saya kira, pembentukan Direktorat Keselamatan dan Pelayanan di Perum DAMRI oleh Pak Menteri Jonan merupakan keputusan yang tepat,”

 

 

Exit mobile version