Pemerintah Minta Hilirisasi Mesti Disertai Penerapan ESG

Komitmen Ceria mendukung program hilirisasi komoditas yang dilakukan oleh pemerintahan. Ceria Group berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui downstream processing.

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai hilirisasi telah memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia. Namun, langkah ini mesti diiringi dengan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam menjalankan investasi hilirisasi.

Pembangunan harus menerapkan prinsip ramah lingkungan, kesesuaian terhadap regulasi, serta prioritas penggunaan tenaga kerja lokal secara bertahap.
“Transfer teknologi dan upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal merupakan faktor yang ditekankan pemerintah dalam setiap investasi,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pada Minggu (8/12/2024).

Pemerintah konsisten melakukan industrialisasi mineral dan batubara dengan sejumlah insentif. Langkah ini membuat 87 dari 172 smelter telah beroperasi di Indonesia.

Airlangga Hartarto meneruskan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Jadi, pemerintah menargetkan realisasi investasi pada 2024 sebesar Rp1.900 triliun yang naik menjadi Rp2.100 triliun pada tahun depan.

“Salah satu yang terus dikembangkan yakni hilirisasi dan pendalaman struktur supply chain. Terkait critical minerals, perlu untuk menjaga kerja sama dengan negara lain dalam rangka meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa,” ujarnya.

Sementara itu investasi Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) diharapkan mendukung hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh pemerintah.

“Ceria sedang membangun smelter RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) yang nantinya akan menghasilkan green nickel product, dan HPAL (High Pressure Acid Leach) kedepannya,” tuturnya

Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes menambahkan komitmen Ceria mendukung program hilirisasi komoditas yang dilakukan oleh pemerintahan. Ceria Group berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui downstream processing.

“Dengan pertumbuhan organik yang kami rencanakan selama lima tahun ke depan. Arah kami menuju produksi pCAM atau precursor battery sebagai material utama kendaraan listrik (EV),” kata Imelda.

Pihaknya meminta dukungan pemerintah merealisasikan visi untuk mengembangkan precursor battery.

“Keberlanjutan pertambangan juga menjadi fokus Ceria Group untuk memastikan sumber daya dan cadangan nikel terus berlanjut lebih dari 20 tahun kedepan,” ucapnya. (adm)

Exit mobile version