Konstruksi

Perkembangan Industri EPC Butuh Sektor Penunjang

Sebagian besar resiko ditanggung kontraktor dan pinalti dapat dialami kontraktor.

Jakarta, isafetymagazine.com – Hampir semua industri mengalami dampak Covid-19 termasuk industri kelistrikan. Kondisi ini berakibat sebagian besar perusahaan bidang tadi keluar dari bisnis tersebut akibat kesulitan dalam pengembangan bisnisnya.

Berbagai tantangan yang dihadapi industri kelistrikan seperti kenaikan harga barang dari pemasok, peningkatan biaya produksi. Selain itu akibat sejumlah investor memilih ke sektor-sektor lain yang memiliki tingkat risiko yang rendah seperti e-commerce, kedokteran, dan properti.

“Sejumlah cara untuk kembali menguatkan bisnis di sektor kelistrikan yaitu penyediaan energi yang terbarukan yakni energi angin, energi matahari, dan energi sampah,” kata Teuku Rengga Felamona, Projects and EPC Management Head for Adaro Power and Adaro Water.

Pernyataan ini diperoleh dari webinar bertema ‘Menyoal Potensi Proyek EPC, Strategi, Peluang, dan Tantangan di 2021’ yang digelar School of EPC Management pada Selasa (16/2/2021).

Hal lainnya adalah pengembangan berbagai bisnis penunjangnya yakni di sektor transportasi berbahan tenaga listrik dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Berikutnya, adalah pemerataan infrastruktur transmisi data dan informasi di wilayah-wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia bagian Timur.

Rengga berpendapat salahsatu industri yang dapat digeluti selama pandemi Covid-19 adalah Engineering, Procurement and Construction/EPC (Rekayasa, Pengadaan, dan Konstruksi). Industri ini dapat dijalankan dengan memperhatikan berbagai hal yaitu proyek yang tereplikasi, ekuitas yang terbatas, dan skema pendanaan.

Proyek EPC membutuhkan rencana yang ekstensif, menggunakan konsep turnkey, dan proyek yang bisa diselesaikan oleh satu kontraktor. Jenis proyek ini dipilih oleg negara, meskipun biaya proyek ini dinilai lebih mahal ketimbang jenis proyek lainnya

“Walaupun demikian, para lender (peminjam dana) lebih menyukai model EPC,” ujarnya.

Tantangan lain yang dihadapi dalam industri EPC adalah sebagian besar resiko ditanggung kontraktor. Bahkan, suatu pinalti dapat dialami kontraktor jika telat dalam penyelesaian suatu proyek.

“Pemilik proyek hanya dapat memonitor progres secara umum dan hanya berperan dalam menyelesaikan masalah utama dan menyediakan pilihan pendanaan yang fleksibel,” tukasnya. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button