Jakarta, isafetymagaine.com – Pertamina menjaga dan meningkatkan komitmen mengelola environment (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) di seluruh lini bisnis perseroan.
Dari langkah ini dijalankannya serangkaian program reduksi emisi dari aktivitas operasi dan reduksi emisi sebesar 1,135 juta ton CO2e pada 2023.
Dengan begitu Pertamina berkontribusi mengurangi jejak karbon emisi sebesar 8,5 juta ton CO2e dari baseline emisi tahun 2010 pada 2023.
Penjualan produk biodiesel B35 telah berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton CO2e per tahunnya.
Pertamina berupaya mengelola ESG ke posisi teratas global dalam peringkat Risiko ESG, sub-industri Integrated Oil and Gas dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics tahun 2023.
Skor ini dicapai naik menjadi 20,7 per 1 Desember 2023 dari 22,1 dari 61 perusahaan dunia.
ESG Risk Rating Sustainalytics menilai eksposur perusahaan terhadap risiko material ESG seperti emisi karbon, insiden kerja, dan kemampuan manajemen risiko perusahaan dalam mengatasi potensi risiko tersebut.
Semakin rendah skornya, semakin kecil risiko yang dapat memengaruhi performa perusahaan.
Dengan pencapaian peringkat dan skor pada Desember 2023 yang diperoleh Pertamina dinilai berada pada tingkat risiko medium dalam mengelola risiko terkait prinsip-prinsip ESG.
Kinerja ini juga dicapai Pertamina Geothermal Energy (PGE) pada 2024.
Perusahaan ini meraih peringkat pertama ESG Risk Rating global dari Sustainalytics dengan skor 7,1, yang tergolong Negligible Risk (risiko yang dapat diabaikan).
Penilaian ini memposisikan PGE di urutan pertama dalam IDX ESG Leader Index.
Indeksnya mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian ESG yang baik.
Selain itu menempatkan PGE sebagai perusahaan dengan risiko ESG terendah di sub-sektor energi terbarukan dan industri utilitas global.
Capaiannya merupakan kontribusi perusahaan terhadap manajemen risiko material ESG yang dinilai kuat (strong), dengan nilai risiko yang tergolong medium.
PGE dinilai telah berhasil menekan berbagai risiko material ESG yang memengaruhi bisnis dan operasinya.
Komitmen PGE dalam mengantisipasi risiko perubahan iklim menjadi salah satu praktik terbaik (best practice) pengusahaan panas bumi yang berkelanjutan dan akuntabel.
“Kami bangga mampu memberikan contoh pengelolaan ESG tidak hanya di bidang pengusahaan panas bumi, tetapi juga industri energi terbarukan secara global,” kata Direktur Utama PGE Julfi Hadi.
Apresiasi terhadap kesungguhan Pertamina mengelola ESG juga diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Perseroan juga memperoleh 34 penghargaan PROPER Emas dan 76 PROPER Hijau untuk berbagai unit operasi Pertamina.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengemukakan penghargaan Green Leadership Utama sebagai pimpinan tertinggi perusahaan yang memperoleh peringkat emas.
Perusahaan ini juga meraih tiga penghargaan Green Leadership Madya yang diraih para pimpinan Subholding dan Anak Perusahaan.
“Pertamina harus terus memastikan energy security, energy affordability yang menjadi prioritas utama bagi Indonesia, sambil tetap melakukan berbagai upaya untuk menurunkan emisi karbon untuk mencapai NZE di tahun 2060,” ucapnya.
Pernyataan ini disampaikannya saat menerima anugerah Green Leadership Utama KLHK di Jakarta pada 20 Desember 2023.
Pertamina terus menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional.
“Kita akan berupaya menjadi perusahaan energi pertama di dunia yang memiliki low risk di ESG yang menjadi kebanggaan Indonesia,” ujarnya.
Untuk mencapai target keberlanjutan, Pertamina merumuskan strategi yang diterjemahkan menjadi Fokus Keberlanjutan.
Strategi ini meliputi dekarbonisasi; bisnis karbon; program air dan limbah; pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Kemudian, energizing community, produk dan layanan keberlanjutan, implementasi B35 dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Lalu, implementasi keuangan ESG, penandaan anggaran berkelanjutan, dan integrated CCUS/CCS Strategy Road Map..
Berikutnya, menghargai dan memberdayakan pekerja untuk bisnis berkelanjutan, prinsip sukarela tentang keamanan dan HAM.
Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,135 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e.
Realisasi reduksi emisi cakupan 1 dan 2 Pertamina tahun lalu mencapai 124% dari target.
Perusahaan ini juga mengimplementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
Langkah ini dilakukan dengan injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat (Jabar) dan Lapangan Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim).
Injeksi CO2 dengan teknologi CCUS juga meningkatkan produksi minyak.
Pertamina telah menerapkan digitalisasi sistem untuk memonitor implementasi injeksi CO2 di Lapangan Sukowati selama 1×24 jam.
Sistem ini bernama Data Acquisition Realtime Analyzer Command Center (DARA CO.CO).
Digitalisasinya mampu memonitor seluruh aktivitas injeksi CO2 beserta sumber daya manusia (SDM) di area operasional Lapangan Migas Sukowati.
“Sebagai BUMN, amanah untuk melakukan terobosan-terobosan termasuk implementasi teknologi baru, dan sebuah kebanggaan menjadi bagian dari sejarah pelaksanaan teknologi baru untuk mewujudkan kemandirian energi,” tutur Fadjar Djoko Santoso.
Pernyataan ini disampaikannya saat memonitor langsung proses injeksi C02 di ruang kendali digital pada acara Kick Off Field Trial Interwell C02 Injection di Lapangan Sukowati, Bojonegoro pada 14 Oktober 2024.
Pencapaian kinerja pengelolaan ESG tidak terlepas dari upaya dekarbonisasi Pertamina yang tidak berhenti pada Cakupan 1 & 2.
Namun ini.termasuk Cakupan 3 yang dijalankan melalui penyaluran B35 di 119 lokasi Terminal BBM di seluruh Indonesia.
Pertamina juga mengoperasikan infrastruktur hilir kendaraan listrik berupa Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) atau Battery Swapping Station (BSS) yang tersebar di 25 unit SPBKLU di Jabodetabek.
Saat ini sebanyak 68% pegawai Pertamina merupakan generasi Y dan Z yang berperan penting dalam menentukan masa depan perusahaan.
Pertamina selalu memberikan ruang bagi para Perwira (sebutan bagi pekerja Pertamina) muda untuk menuangkan kreativitas dan inovasi sebagai penerus dalam mengembangkan energi berkelanjutan.
Perusahaan ini juga menerapkan kebijakan Respectful Workplace Policy dan Human Right Policy, termasuk mengadopsi Voluntary Principles on Security and Human Rights (VPSHR).
Langkah ini untuk mendorong pemenuhan HAM melalui keberagaman dan inklusi
Berikutnya meningkatkan employee engagement rate, mengembangkan kompetensi dan mendukung penuh kesetaraan gender dengan memberi ruang dan potensi kepada pekerja perempuan di Grup Pertamina mencapai 19,4% dari total pekerja.
Perseroan juga mendukung pemberdayaan difabel untuk mendapatkan kesempatan bekerja di Pertamina.
Dukungan Pertamina terhadap kesejahteraan pekerja dan keluarganya antara lain diwujudkan dengan menyediakan fasilitas Day Care di Kantor Pusat Pertamina yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat.
Day care yang diresmikan kembali pada 13 Oktober 2024 ini terbagi menjadi dua unit, untuk bayi usia 3-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun.
Day care yang dikelola Klinik Pertamina IHC ini diasuh langsung di bawah pengawasan dan standar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dilengkapi berbagai fasilitas premium, termasuk sistem pengawasan melalui CCTV yang bisa diakses orang tua.
“Dengan adanya berbagai fasilitas pendukung untuk pekerja, termasuk day care, Pertamina berharap para pekerja dapat bekerja dengan tenang dan fokus, sehingga pekerja memiliki mental yang sehat dan produktivitas pekerja bisa optimal,” ucap Fadjar Djoko Santoso.
Aspek tata kelola, berdasarkan hasil asesmen tahun 2023, Pertamina memperoleh hasil skor Good Corporate Goverment/GCG (tata kelola perusahaan yang baik) mencapai 95,25% dengan predikat ‘Sangat Baik’.
Xapaian ini meningkat dari skor tahun buku 2022 sebesar 95,06% dengan predikat ‘Sangat Baik’.
Pertamina juga memperkuat digitalisasi di seluruh lini bisnisnya, mulai dari hulu, pengolahan hingga pemasaran.
Di sektor hulu, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir (end-to-end process) dengan tujuan meningkatkan lifting migas, memitigasi unplanned shutdown dan loss production. (kon/adm)