Event HSE

Pertamina Ungkap Penyebab Illness Fatality Selama 20 Tahun Terakhir

HTCW 2022 juga guna menjamin semua perwira yang diterjunkan Pertamina dalam setiap operasinya ‘siap tempur’.

Jakarta, isafetymagazine.com – Vice President Health, Safety, Security, and Environment (VP HSSE) Performance PT Pertamina (Persero) Leodan Haadin mengungkapkan berbagai illness fatality yang dialami perusahaan ini selama 20 tahun terakhir dinilai akibat aspek-aspek psikologis yang terjadi pada pekerja.

“Banyak pekerja yang memiliki permasalahan psikologis, permasalahan di rumah, permasalahan interaksi dengan kawan-kawan, pemasalahan pikiran dan psikologis dengan itu yang tidak mau ngaku pada saat daily check up (DCU),” katanya.

Hal ini disampaikannya dalam HSSE Training & Certification Week (HTCW) 2022 di Health, Safety, and Environment Training Center (HSE TC) Sungai Gerong, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada Senin (21/11/2022) yang dipantau secara daring dari Jakarta.

Sejumlah persoalan lain yang dialami pekerja Pertamina di luar perusahaan, misalnya tagihan hutang sudah jatuh tempo, anggota keluarga yang sakit, dan kurang istirahat pada malam hari sehingga sakit.

“Dia (pekerja) tidak mau mengaku, karena dia merasa kalau dia tidak mau bekerja hari itu maka haknya akan dipotong. Itu nanti untuk ke depan kita harus lindungi, tetapi tentunya dengan proses pemeriksaan yang komprehensif,” ujarnya.

Namun, Leodan Haadin mengemukakan tidak semua pekerja bisa mengajukan tidak bisa bekerja karena keluarganya sakit, karena perusahaan akan repot. Hal ini akan direcheck dan diidentifikasi oleh bagian DCU secara komprehensif.

“Jadi, kalau selama ini MCU dan DCU kita hanya bicara aspek fisik, maka ke depan kita akan bicara aspek psikologis. Itu kemarin sudah kita sampaikan dan mudah-mudahan akan ada kebijakan terkait itu,” tuturnya.

HSSE Performance telah membahas rinci terkait MCU dan DCU dengan jajaran manajemen dalam suatu rapat minggu lalu.

Dari hal ini perusahaan harus bisa menjamin dan melindungi hak pekerja, apabila pekerja menyatakan dirinya tidak sanggup untuk melakukan suatu pekerjaan.

“Jadi, harus dilindungi haknya, kita akan tuangkan dalam suatu kebijakan,” tuturnya.

Insiden Pertamina
Leodan Haadin juga mengutarakan berbagai insiden yang dialami Pertamina akan berkurang jika semua pihak perusahaan mematuhi HSE Golden Rule. Hal ini harus dipahami dan dijiwai dalam pola pikir dan tindakan semua pekerja

“Dari hasil rapat kompetensi kemarin bahwa semua aktivitas apapun yang akan dikerjain itu harus dilakukan oleh orang-orang berkompeten. Artinya, dia harus sudah memenuhi syarat-syarat pengetahuan dan syarat-syarat keterampilan dan yang paling penting syarat-syarat psikologis jiwa,” ucapnya.

Dengan begitu suatu pekerja yang mengikuti suatu kompetensi diminta tidak hanya meningkatkan kemampuan dirinya, tapi itu juga meningkatkan attitude (perilaku). Kalau bicara attitude, maka juga bicara jiwa dan pikiran.

“Kalau semua penegang sertifikasi ini sudah berhasil, maka selayaknya dia sudah bisa menjiwai,” ujarnya.

Para pemegang sertifikasi, ujar Leodan Haadin, adalah garda terdepan di semua operasi Pertamina yang bisa mencegah kemungkinan terjadi insiden perusahaan.

Para pekerja yang sudah tersertifikasi harus bisa menilai semua risiko dan harus tahu apa yang harus dilakukan bila ketemu risiko yang dinilainya sendiri.

“Jadi skill dan knowledge itu nanti disertifikasi, tetapi attitute bagaimana Anda menjiwai dan masuk pola pikir di dalam dan pola tindak semua,” ujarnya.

Komit Kompetensi
Sementara itu Senior Vice President (SVP) Human Capital PT Pertamina (Persero) Lelin Epriyanto mengemukakan penyelenggaraan HTCW 2022 sebagai bukti perusahaan ini komit melakukan kompetensi bagi pekerjanya.

Kegiatan ini juga guna menjamin semua perwira yang diterjunkan Pertamina dalam setiap operasinya ‘siap tempur’.

“Siap tempur semua orang yang bekerja dibekali keahlian, bukti keahlian sertifikat. Saya berharap para peserta lulus sertifikasi,” ujarnya.

Penyelenggaraan HTCW 2022 tidak hanya sertifikasi saja, tetapi ujicoba untuk penggunaan alat yang dibeli Pertamina.

“Kalau dipake beneran ada kebakaran, kalau ada kebakaran kita ada masalah. Kita, manajemen berharap dengan kompetensi yang cukup, dites saat ujicoba. Kita berdoa semua tidak ada kebakaran aslinya untuk keberhasilan kita sebagai orang HSSE,” tuturnya.

Sertifikasi dan Ujicoba
Pertamina Corporate University (CPU) melaporkan sebanyak 650 peserta terdaftar mengikuti HTCW 2022. Namun, angka ini bertambah menjadi 680 saat dikonfirmasi kembali.

“Event ini perlu dilaksanakan berdasaekan evaluasi kami di training center beberapa unit kompetensi dan pemahaman training karena jumlah ini selalu di bawah target,” kata Vice President (VP) Pertamina Corporate University (PCU) PT Pertamina (Persero) Yan Martes Andreas.

Pelatihan ini tidak hanya disertai sertifikasi, tapi ini dilakukan ujicoba dengan mencari yang terbaik. Sebanyak tujuh program pelatihan yang dilakukan yakni Fireman Level I, Fireman Level II, Incident Command System, First Aid Level 2, Gas Tester, Confined Space dan Working at High.

“Harapannya bukan mencari juara atau lebih unggul, tapi untuk memastikan training dan sertifikasi secara praktek dilakukan dalam waktu yang sama,” ujarnya.

HTCW 2022 diselenggarakan PCU mulai 21-26 November 2022, bahkan ini sudah didahului sejak 17 November 2022. Dari sebanyak 680 peserta terdiri dari subholding sebanyak 33 orang, subholding upstraim sebanyak 171 orang, dan subholding commercial serta training sebanyak 143 orang.

Kemudian, subholding research and development (RD) sebanyak 80 subholding, Integrated Maritim Logistik (IML) sebanyak 18 orang, dan subholding gas sebanyak 53 orang.

Selanjutnya, subholding Power New Renewable Energy (PNRE) sebanyak 83 orang, eskternal sebanyak 14 orang dan mahasiswa Akademi Keselamatan dan Kesehatan kerja (AK3) Balongan.

“Sepanjang 2022 kami melakukan sertifikasi adhoc dan regular sekitar 8.000 orang perwira di holding subholding dan afiliasi,” ujar Yan Martes Andreas.

PCU mengutarakan penyelenggaraan HTCW 2022 sebagai salahsatu implementasi dari tata nilai Akhlak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu kompeten.

Langkah ini guna memastikan kemampuan dan kompetensi dari perwira tidak hanya sekedar mendapat pelatihan tetapi sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Challenge akan dilakukan selama dua hari pada 25 dan 26 November 2022, pembagiannya perwakilan dari masing-masing subholding dan anak usaha ini merupakan kado indah untuk kita sampaikan kepada manajemen dalam hari ulang tahun ke 65 pada 10 Desember nanti.

Beberapa challenge yang disiapkan antara lain Manifold Fire Fighting, Fire Combat, OSC Simulation, Basic Life Support, Mechanical Advantage, dan Gas Detector Utilization, Confined Space Rescue.

HSE TC Sungai Gerong adalah salah satu fungsi di bawah Pertamina Corporate University dan Direktorat Sumber Daya Manusia Pertamina.

Area ini memiliki luas 28 hektare terdiri berbagai fasilitas pelatihan seperti T Bosiet terdiri atas simulasi helicopter, underwater rescue, dan sea survival. Selain itu fasilitas high angle rescue, fire ground, smoke chamber, dan simulator fire fighting.

Hattrick Award
Pada kesempatan itu World Safety Organization (WSO) memberikan HSE Training Center Award kepada PCU untuk kali ketiga. Pasalnya, lembaga ini dinilai turut mengembangkan aspek budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

“Setiap tahun WSO memberikan award kepada perusahaan, personalia, lembaga-lembaga edukasi yang menunjukkan konsenya kepada dunia pendidikan khususnya K3. Alhamdulilah Pertamina Training Center sudah tiga kali,” tutur Chairman WSO Indonesia, Soehatman Ramli.

Sejatinya, PCU akan diundang ke Las Vegas, Amerika Serikat untuk menerima penghargaan ini secara langsung dari Presiden Direktur (Presdir) WSO International Alfredo A. De La Rosa, Junior.

“Karena kondisi pandemi Covid-19, acaranya ditunda, sehingga pada hari ini diserahkan ke sini. Mudah-mudahan ini membawa semangat terus kepada HSE Center Sungai Gerong untuk terus berkembang,” tuturnya.

Bahkan, Alfredo A. De La Rosa, Junior yang semula dijadwalkan memberikan sambutan atas pemberian penghargaan HSE Training Center Award kepada PCU secara daring berhalangan hadir, karena sakit diwakili oleh Soehatman Ramli yang hadir secara daring.

Penghargaan ini diserahkan secara fisik oleh Chief Executive Officer (CEO) WSO Indonesia, Heru Indra Prakarsa kepada SVP Human Capital PT Pertamina (Persero) Lelin Epriyanto.

Soehatman Ramli mengaku sebagai alumni pertama dari Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Pertamina Sungai Gerong pada 1974. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button