Vevey, isafetymagazine.com – Nestle meluncurkan peta jalan untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 guna mengatasi dampak perubahan iklim. Langkah ini dilakukan dengan mendorong pertanian regeneratif.
“Kami berkomitmen untuk mencapai target utama dari Perjanjian Paris, yaitu (ambang batas kenaikan suhu) 1,5 derajat Celsius pada September 2019,” kata Mark Schneider, CEO Nestle Mark Schneider di Swiss pada Kamis (3/12/2020) malam.
Nestle menargetkan pemangkasan emisi hingga setengah pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2050. Perusahaan ini berfokus tiga area utama, yaitu pertanian regeneratif, operasi, dan portofolio produk.
Kerjasama telah dilakukan Nestle dengan 500.000 petani dan 150.000 suplier mendukung implementasi praktik pertanian regeneratif. Upaya tersebut diharapkan meningkatkan kesuburan tanah dan mengembalikan keanekaragaman ekosistem.
Nestle berencana mendapatkan 14 juta ton bahan bakunya dari pertanian regeneratif pada 2030. Harapannya bisa mendorong permintaan akan produk-produk tersebut.
Mereka juga meningkatkan program penghijauan dengan menanam 20 juta pohon setiap hari selama 10 tahun ke depan di area pusat bahan bakunya. Jaringan penyalur utama dari komoditas kunci seperti sawit dan kedelai akan bebas dari deforestasi ditargetkan pada 2022.
Kemudian, Nestle berencana menyelesaikan transisi 800 situs perusahaan di 187 negara menggunakan energi berkelanjutan. Mereka berniat mengganti transportasi operasi ke kendaraan yang menyumbang sedikit karbon serta mengurangi perjalanan bisnis pada 2022.
Nestle juga berencana mengekspansi produk makanan dan minuman berbasis tanaman serta memformulasi produknya untuk membuat lebih ramah lingkungan. Selain itu mereka akan menambah brand dengan standar karbon netral.
Hal itu dilakukan dengan menggunakan pengukuran progres menggunakan baseline 92 juta ton ekuivalen karbon yang dihasilkan oleh perusahaan itu pada 2018.
Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Operasi Nestle Magdi Batato menambahkan langkah mencapai netralitas karbon sudah dimulai dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menghasilkan perkembangan baik dalam mengurangi jejak emisi gas rumah kaca (GRK) dalam rangkaian produksi.
Reduksi emisi GRK di seluruh jaringan mereka sama dengan menarik sekitar 1,2 juta mobil dari jalan sejak 2014. Saat ini sekitar 40% dari pabrik produk Nestle sudah menggunakan 100 persen listrik dari sumber berkelanjutan.
Selain itu 66% dari kemasan produk mereka sudah bisa didaur ulang atau digunakan kembali. Nestle merencanakan tiga fase yaitu mengakselerasi pencapaian 20% reduksi dari baseline.
Kemudian, Nestle akan melakukan transformasi operasi dengan berinvestasi di teknologi dan perubahan besar pada portofolio dan bisnis pada 2025. Hal itu ditargetkan selesai pada 2030 dan mereduksi 50% dari baseline.
“Terakhir antara 2030 dan 2050, kami akan terus berusaha untuk mengurangi emisi dengan solusi berkualitas tinggi dan berbasiskan alam,” tukasnya. (ant/adm)