Pimpinan Proyek Bertanggungjawab atas Kecelakaan Kerja

Pimpinan proyek berperan mengendalikan resiko-resiko dan bahaya-bahaya.

Jakarta, isafetymagazine.com – Sejumlah kecelakaan konstruksi memicu Komite Keselamatan Konstruksi (K2) meminta penggantian pimpinan proyek tersebut. Contohnya, itu terjadi pada proyek Tol Bogor Ring Road (BORR) yang ambruk.

Komite K2 memberikan rekomendasi kepada PT Marga Sarana Jabar (MSJ) untuk melakukan penggantian general manager PT Perusahaan Perumahan/PP (Persero) Tbk yang menjadi kontraktror pelaksana pada 15 Juli 2020.

Selain itu penggantian leader team konsultan manajemen konstruksi (MK) PT Indec KSO. “Itu wujud dari tanggungjawab,” kata WSO Indonesia Representative, Soehatman Ramli.

Hal itu dikemukakan dalam webinar bertema ‘Pengaruh Lemahnya Safety Leadership pada Perisriwa Kecelakaan Konstruksi Indonesia Tahun 2017-2019’ pada Minggu (20/12/2020).

Dengan demikian, jabatan pimpinan proyek menghadapi konsekuensi berupa akuntabilitas. Hal ini bagian dari membangun komitmen kepemimpinan. “Project manager dan project director bertanggungjawab kepada keselamatan,” ujarnya.

Hatman, panggilan akrabnya, meneruskan kecelakaan kerja terjadi akibat tiga unsur yaitu manusia, teknis, dan manajemen sistem. Manusia dilihat dari kompetensi, budaya keselamatan, dan perilaku keselamatan.

Untuk teknis berupa kelayakan peralatan. Terakhir, manajemen sistem berupa sistem manajemen keselamatan konstruksi.

Kecelakaan kerja juga terjadi akibat kegagalan mengindentifikasi kecelakaan sebelum atau sesudah pengerjaan proyek seperti analisa resiko.

Kemudian, apa saja bentuk bahaya yang akan timbul dari pengerjaan suatu proyek ini belum diketahui, dan tidak menaati peraturan.

“Pimpinan proyek berperan mengendalikan resiko-resiko dan bahaya-bahaya yang akan timbul,” jelasnya.

Apa penyebab kecelakaan, lanjut Hatman, bermula dari terjadi insiden. Hal ini bersentuhan dengan energi seperti terpukul dan terbentur. “Ujungnya adalah lack of control yang menjadi peran manajemen,” tuturnya.

Kepemimpinan dan komitmen berperan mencegah kecelakaan kerja. Kalau ini dilakukan mendapat keuntungan, tidak terjadi kecelakaan, tempat kerja yahng aman, efisiensi proyek, dan kualitas proyek. (adm)

Exit mobile version