Doha, isafetymagazine.com – Al Jazeera memberitakan Vaksin Covid-19 buatan Sinovac hanya dibeli oleh Indonesia. Hal itu diketahuinya dari Reuters dan World Health Organization (WHO).
Padahal, vaksin Covid-19 produksi Sinovac dinilai memiliki tingkat imunitas paling rendah dibandingkan sembilan jenis vaksin Covid-19 lainnya.
Vaksin-vaksin itu adalah AstraZeneca (Inggris), Cansino Bilogics, Gamaleya Reserach Institute, dan Inovio-Cepi (Amerika Serikat).
Kemudian, Johnson & Johnson Barda Janssen, Moderna (Amerika Serikat), Novavax (Amerika Serikat), Pfizer-Biontech (Amerika Serikat-Jerman), dan Sinopharm-Beijing Institute of Bilogical Products (China).
Apalagi, China memesan 200 juta dosis vaksin AstraZeneca. China dan Rusia dinilai sebagai dua negara paling berani memproduksi vaksin Covid-19 tanpa uji klinis tahap tiga atau belum selesai.
Soumya Swaminathan dari WHO menyebutkan uji coba vaksin Covid-19 tahap pertama dilakukan pada 30-50 manusia untuk memastikan vaksin tersebut tidak memiliki efek samping yang tidak terduga.
Uji coba tahap dua adalah uji coba yang melihat imunogenisitas vaksin, yaitu apakah vaksin tersebut memunculkan respons imun sesuai kebutuhan.
Uji coba fase tiga melibatkan puluhan ribu orang untuk menguji kemanjuran vaksin dan melindungi seseorang dari infeksi.
Vaksin Covid-19 buatan Pfizer memiliki tingkat imunitas sebesar 95% dan tingkat imunitas vaksin Covid-19 produksi Moderna sebesar 94,5%.
Sebanyak 20 negara telah memesan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan vaksin Covid-19 produksi Moderna yakni Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Italia, Denmark, dan Belanda,
Berikutnya, Perancis, Kanada, China, Brasil, Meksiko, Argentina, India, Spanyol, Australia, Indonesia, Uzbekistan, Mesir, Nepal, dan Israel.
Namun, Indonesia membeli 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang sedang diujicoba oleh BPOM dan kehalalan dari MUI. BPOM bertugas mengevaluasi khasiat dan keamanan vaksin.
Jika vaksin terbukti efektif dan aman, maka izin edar darurat akan diterbitkannya. Biofarma telah melakukan uji klinis terhadap vaksin covid-19 produksi Sinovac sejak Agustus 2020.
Para relawan telah disuntik vaksin ini sebanyak dua kali sampai sekarang.
“WHO menyatakan data pengamatan selama tiga bulan setelah penyuntikan dapat dipergunakan sebagai dasar pemberian izin penggunaan darurat,” kata Juru Bicara vaksinasi covid-19 BPOM Lucia Rizka Andalusia. (tkt/adm)