Titip Pertanyaan Untuk Capres dan Cawapres

Baru-baru ini terjadi kecelakaan di Kawasan Industri Morowali dengan korban 51 orang dimana 13 orang meninggal.

Masyarakat telah disuguhi dua kali acara debat capres dan cawapres. Banyak tanggapan dan komentar dari masyarakat luas. Cukup banyak tema yang dibahas dan banyak tanggapan di media baik pro dan kontra.

Namun dari kami komunitas peduli keselamatan, topik bahasan belum menyentuh masalah keselamatan yang mencakup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Keselamatan Umum (Public Safety), Keselamatan Lingkungan (Environmental Safety), Keselamatan Transportasi (Transportation Safety), Keselamatan Bencana (Disaster) dan lainnya.

Banyak kejadian yang menonjol di negara kita seperti bencana alam, banjir, kecelakaan, kebakaran di industri. dan kecelakan lalu lintas yang menimbulkan kerugian dan korban yang sangat besar.

Setiap tahun lebih 30.000 meninggal akibat kecelakan lalu lintas. Sebagian besar adalah usia muda produktif.

Demikian juga peristiwa kebakaran yang menimpa perumahan, industri, tempat umum mengakibatkan banyak masyarakat menderita kehilangan harta dan nyawa.

Begitupula bencana baik bencana alam (natural disaster) dan non alam (man made disaster) yang menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa.

Padahal, dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah ditekankan bahwa negara menjaga kesalamatan dan kesejahteraan rakyatnya (semoga bapak sudah membaca dan memahami isi UUD kita).

Untuk itu, kami dari INOSPRO (Konfederasi Organisasi Profesi Keselamatan Indonesia) dan masyarakat yang peduli keselamatan ingin titip pertanyaan bagi bapak-bapak capres dan cawapres tentang isu-isu keselamtan sebagai berikut

1.Hilirisasi, yang sekarang menjadi isu dan diyakini dapat mendongkrak perekonomian nasional harus dikelola dengan hati-hati.

Selain dampak positip dari nilai tambah pengelolaan sumber daya alam nasional, serapan tenaga kerja dan teknologi baru, memiliki dampak negatif bila tidak dikelola dengan baik seperti kecelakaan kerja, kecelakaan industri seperti kebakaran dan peledakan, kerusakan lingkungan dan juga dampak penggunaan tenaga kerja asing.

Dampak K3 telah mulai muncul dengan terjadinya berbagai kaus kecelakaan yang sangat serius dan memperihatinkan karena menyangkut nyawa dan keselamatan manusia.

Nilai Manusia dan lingkungan bersifat Irreversible (sekali hilang tidak dapat kembali) sehingga perlu menjadi perhatian Bersama terutama para pengusaha dan investor.

Jika hal ini tidak dikelola dengan “benar” dikhawatirkan akan menjadi boomerang terhadap reputasi pemerintah. Pada ujungnya akan menjadi alasan kuat untuk penolakan, dan boikot terhadap produk produk andalan hilirisasi.

Penanganan K3 dan lingkungan menuntut adanya komitmen dan pimpinan nasional dan tidak dapat hanya diserahkan ke masing-masing sektor.

Berbagai kasus kecelakaan besar yang terjadi adalah cerminan kurangnya koordinasi antar sektor yang menangani aspek K3 dan lingkungan termasuk akuntabilitas dan tanggungjawab pembina usaha.

Aspek K3 adalah tanggung jawab semua pihak sesuai dengan pengaturan perundangan yang berlaku seperti UU no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Pemerintah yang bertanggungjawab menangani K3 membuat kebijakan untuk memberdayakan sektor pembina usaha guna memastikan bahwa norma dan peraturan K3 yang disyaratkan telah dijalankan, diaplikasikan dan dilakukan pengawasan oleh sektor pembina usaha yang lebih memahami persyaratan teknis dan mengelola sumber daya serta melakukan pengawasan berkala.

Perlu digarisbawahi bahwa aspek keselamatan telah menjadi tuntutan global sebagaimana disyaratkan oleh PBB melalui program SDG. Salah satu indikator Indonesia Maju adalah tingkat keselamatannya, sebagai refleksi industri dikelola dengan baik dan aman dimana aspek K3 dikelola sama pentingnya dengan aspek teknis dan komersial.

PERTANYAANYA : Bagaimana Capres dan Cawapres akan menangani isu Pengelolaan K3 Nasional untuk menghilangkan isu ego sektoral terutama dalam hal tanggung jawab mengelola K3 menuju Indonesia Maju Berbudaya K3?

2.Tentang SDG (semoga bapak sudah pernah tahu arti dan singkatannya yaitu Sustainability Development Goal) yang terdiri atas 17 program yang dicanangkan oleh PBB untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan bumi kita ini.

Bagian dari SDG berkaitan dengan keselamatan dan lingkungan yang disebut ESG semoga bapak tahu singkatannya.

Apa program bapak untuk menerapkan Enviromental Sustainability Goal (ESG) untuk menjaga kelestarian lingkungan Indonesia agar masyarakat sejahtera yang mencakup global warming, pollution, urbanisasi, deforestation/forest fire, waste, resources, carbon dan lain-lain.

Pada saat ini sesuai dengan laporan UN, index pelaksanaan SDG Indonesaia adalah 75 dari 199 negara masih rendah, dengan SDG Index Score 70,2.

Apa strategi bapak jika terpilih untuk menjalankan SDG ini agar Indonesia maju berwawasan lingkungan?

  1. Berkaitan dengan K3 setiap tahun menurut data BPJS lebih 300 ribu orang mengalami kecelakaan kerja dan lebih 3000 meninggal setiap tahun atau 3-4 meninggal setiap hari.

Baru-baru ini terjadi kecelakaan di Kawasan Industri Morowali dengan korban 51 orang dimana 13 orang meninggal. Sangat menyedihkan Pak.

Menurut ILO angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk tertinggi di dunia. Kerugian akibat kecelakaan menurut ILO mencapai 4-5% GNP (semoga bapak tahu artinya-bagaimana sulitnya menaikkan 1% GNP).

Kecelakaan menimbulkan kerugian sosial dan penderitaan bagi rakyat kita. Bagaimana strategi bapak untuk menekan angka kecelakaan ini dan mengembangkan budaya safety di tengah masyarakat dengan mengintegrtasikan aspek safety dalam proses pembangunan nasional

4.Pertanyaaan ini berkaitan dengan bencana. negara kita sering disebut disaster-prone country karena kondisi alam dan geografisnya. Berada di jalur ring of fire antara dua benua dan dua samudera.

Menurut data Indonesia adalah peringkat kedua negeri dengan index risiko bencana tertinggi setelah Filipina.

Setiap tahun banyak terjadi bencana yang disebabkan oleh murni alam dan perbuatan manusia atau man-made disater.

Menurut data BNPB setiap tahun terjadi lebih 3.000 kasus bencana dengan akibat tahun 2023 sebanyak 257 orang meninggal, sebanyak 8.545.325 orang menderita dan mengungsi, 33 orang hilang dan 5.754 luka-luka.

Banyak terjadi karena perbuatan manusia, progran pembangunan yang tidak memperhatikan dampak bencana seperti pembabatan hutan menimbulkan banjir, tata ruang yang tidak memenuhi syarat dan sebagainya.

Bagaimana pendapat dan strategi bapak untuk.menekan bencana ini sebagai bagian dari program SDG, (Soehatman Ramli dan Satrio Pratomo)

Exit mobile version