Waskita ‘Karya Sharing Knowledge’ Budaya Safety & Manajemen Risiko di Kampus PPNS

SURABAYA, isafetymagz.com – PT Waskita Karya (Persero) Tbk, belakangan jadi buah bibir di jagat industri konstruksi Indonesia. Hal ini terkait dengan keberhasilannya yang mampu membalik keadaan dalam tempo relatif singkat.

Tak sampai satu tahun sejak diterpa badai kecelakaan kerja di tahun 2017 hingga awal 2018, perusahaan konstruksi plat merah tersebut mampu bangkit secara luar biasa. Sepanjang 2018, tak ada lagi kecelakaan kerja fatal di Waskita Karya.

Aspek QHSE, utamanya HSE (K3), diterapkan di segala lini usaha; dari hulu hingga hilir. Kerja keras seluruh jajaran di Waskita Karya itu berbuah manis. Salah satu BUMN Karya bidang konstruksi ini memborong penghargaan Zero Accident di 26 proyeknya. Sebuah capaian luar biasa. Incredible Waskita!

Waskita Karya kini jadi lokomotif industri konstruksi nasional di bidang QHSE. Waskita Karya jadi benchmark, yang diundang berbagai pihak untuk ‘berbagi ilmu’ (sharing knowledge) atas keberhasilan luar biasanya itu.

SVP QHSE PT Waskita Karya (Persero) Tbk Subkhan, ST, MPSDA saat tampil sebagai narasumber dalam Seminar Nasional K3 2019  di  PPNS, Surabaya, Sabtu (23/3/2019).

Salah satunya adalah ketika Waskita Karya diminta menjadi narasumber pada seminar nasional bertajuk “Implementation of Safety Culture and Risk Management on Construction to Achieve Zero Accident” yang digelar di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Sabtu (23/3/2019).

Diwakili SVP QHSE Subkhan, ST, MPSDA, Waskita Karya diminta berbagi ilmu di hadapan lebih dari 300 peserta seminar yang terdiri atas dosen, praktisi, mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Surabaya, dan masyarakat umum.

Tepuk tangan para peserta seminar terus membahana di Graha Dewa Ruci PPNS Surabaya yang menjadi lokasi acara seminar, ketika Subkhan menjelaskan apa yang terjadi dan dilakukan Waskita Karya dalam setahun terakhir.

Dalam acara seminar nasional yang dibuka oleh Direktur PPNS Ir Eko Julianto, Msc, MRINA itu, Subkhan antara lain menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir, Waskita Karya mengalami transformasi bisnis yang luar biasa.

“Nah, Waskita Karya berupaya menyeimbangkan antara transformasi dan kinerja bisnis yang luar biasa itu agar seirama dengan komitmen direksi dan seluruh unsur akan QHSE di Waskita dan proyek-proyeknya,” kata Subkhan.

Hasilnya, tak ada lagi kecelakaan kerja fatal (zero accident) di seluruh proyek Waskita di sepanjang tahun 2018 sebagaimana terjadi di tahun sebelumnya. Dan, Waskita pun memborong penghargaan sertifikat Zero Accident dari Kemnaker di tahun 2019 ini.

“Dari hasil audit kinerja tahun 2018, alhamdulillah di tahun 2019 ini Waskita memborong penghargaan 26 sertifikat Zero Accident dari Kemanker untuk proyek gedung dan infrastruktur. Ini (penghargaan) menjadi indikasi kuat dan nyata bahwa implementasi budaya safety dan manajemen risiko sudah berjalan dengan cukup baik di Waskita,” kata Subkhan.

Tak hanya nyawa manusia (pekerja) yang berhasil diselamatkan, berbagai upaya yang dibarengi kerja keras semua pihak di bidang QHSE dalam kurun waktu tak sampai setahun itu juga berhasil menyelamatkan keberlangsungan bisnis perusahaan.

Bahkan, kata Subkhan, di tengah menurunnya harga saham Waskita di lantai bursa dan turunnya citra perusahaan sebagai imbas dari berbagai kecelakaan kerja yang terjadi di banyak proyek Waskita di tahun 2017, perusahaan masih mampu meningkatkan pendapatan dan laba bersih. Dari Rp4,2 triliun di tahun 2017 menjadi Rp4,6 triliun di tahun 2018.

 

Selain Subkhan, dalam seminar nasional yang dihadiri seluruh Ketua Program Studi (Ka Prodi) di PPNS itu, dihadirkan pula Christofel P Simanjuntak (Deputy Head HSE PT Total Bangun Persada) dan Ir Amri AK dari DK3N (mantan Direktur PNK3 Ditjen Binwasnaker & K3 Kemnaker) sebagai narasumber. (Hasan)

Exit mobile version