Indonesia Mesti Industrilisasi Pengolahan Sampah

Hanif Faisol Nurofiq mengakui metode RDF saja tidak cukup untuk mengatasi permasalahan sampah.

Bekasi, isafetymagazine.com – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengunjungi tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar) pada Ahad (27/10/2024).

Dari langkah ini dinilai pengolahan sampah di Indonesia mesti dilakukan industrialisasi.

Salahsatunya dapat dikerjakan refuse derived fuel/RDF (pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif).

“Tadi Pak Sekda (sekretaris daerah) mengusulkan instrumen harga RDF dari sampah ini memang harus berbeda dari fuel yang lain,” kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.

Pernyataan ini disampaikannya saat mengunjungi tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat pada Ahad (27/10/2024).

“Kita penting untuk membangun industri ini menarik, sehingga sampah itu kalau sudah harganya menarik akan menjadi industrialisasi. Kalau industrialisasi, kita semua bisa bayangkan teman-teman akan datang kesini untuk menambang sampah itu,” ujarnya.

Walaupun demikian, Hanif Faisol Nurofiq mengakui metode RDF saja tidak cukup untuk mengatasi permasalahan sampah.

Hal lainnya dapat dilakukan seperti pengolahan sampah menjadi kompos dan energi listrik juga perlu dikembangkan.

“Kita tidak bisa mengandalkan pada satu mekanisme penyelesaiannya tadi. Memang harus komprehensif,” ujarnya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah di Jakarta mencapai 8.600 ton per hari.

Dari jumlah ini sebanyak 86,69% sampah masih diangkut ke TPST Bantargebang. (brs/adm)

Exit mobile version