Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Global Green Growth Institute (GGGI) bekerja sama mempercepat pengembangan rantai nilai plastik berkelanjutan.
Langkah ini sebagai bagian dari implementasi Peta Jalan Ekonomi Sirkular yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Hal lainnya adalah mendukung agenda transformasi ekonomi hijau dan berketahanan iklim.
Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas, Teni Widuriyanti mengatakan Indonesia menghasilkan 5,5 juta ton sampah plastik per tahun. Dari jumlah ini sebesar 22% yang berhasil dikumpulkan untuk didaur ulang.
“Tingkat utilisasi industri daur ulang pun masih jauh dari optimal, hanya sekitar 40 persen kapasitas yang beroperasi sehingga dibutuhkan investasi lebih kuat pada infrastruktur, teknologi, riset bioplastik, serta insentif fiskal dan nonfiskal,” katanya.
Pernyataan ini disampaikan pada agenda Business Matchmaking Program dengan tema Policy Dialogue dan Peluncuran Call for Proposal (CfP) Plastics Circular Investment Initiative di Ritz-Carlton, Jakarta pada Rabu (3/12/2025).
Dengan begitu Kementerian PPN/Bappenas dan GGGI komit mempercepat transformasi sektor plastik Indonesia melalui regulasi yang lebih kuat, teknologi yang lebih bersih, dan kolaborasi internasional yang lebih erat.
Sinergi lintas pemangku kepentingan merupakan kunci untuk membangun industri plastik berkelanjutan yang berdaya saing dan mendukung komitmen iklim global.
“Kita berharap agar dialog kebijakan dan business matchmaking pada hari ini bisa menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat komunikasi kita bersama, dan menghadirkan kebijakan atau proyek-proyek yang nyata, yang bisa menjadi bagian dari ekonomi sirkular Indonesia,” ujarnya.
Deputy Country Representative GGGI, Vidya Fauzianti menambahkan PCII dirancang untuk mengatasi tantangan struktural dalam rantai nilai plastik mulai dari ketidakstabilan bahan baku hingga fragmentasi pasar.
Kolaborasi seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk mempercepat upaya transisi tersebut melalui Call for Proposal yang dapat diikuti oleh seluruh pelaku sektor plastik daur ulang dan bioplastik.
Inisiatif ini bertujuan memperkuat rantai nilai yang dapat membuka peluang investasi yang konkret, sehingga mampu membangun proyek-proyek yang siap dibiayai.
PCII memiliki tiga komponen utama untuk memperkuat jalur investasi, yakni analisis lanskap, business matchmaking, dan asesmen teknis.
“Proyek ini dirancang untuk mengatasi berbagai kesenjangan sekaligus mengidentifikasi peluang, memastikan keahlian internasional dapat benar-benar mendukung prioritas lokal Indonesia,” tuturnya. (adm)
Sumber: Investor Trust