Environment

4 Isu Utama Dihadapi Industri Nikel, Berikut Pemaparan APNI

APNI menyoroti tiga pedoman moral bagi industri.

Jakarta, isafetymagazine.com – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengatakan sektor pertambangan Indonesia memasuki babak penentu.

Hal ini berdasarkan empat isu utama yang sedang dihadapinya yakni review Izin Usaha Pertambangan (IUP) yakni pengetatan regulasi, ekspektasi environmental, social, and governance (ESG) global yang makin tinggi, dan tuntutan transparansi rehabilitasi tambang.

“Indonesian mining sector is entering a defining chapter now,” kata Ketua Umum (Ketum) APNI, Komjen Pol. (Purn.) Drs. Nanan Soekarna.

Pernyataan ini disampaikannya saat membuka Indonesian Mine Closure Conference (IMCC) 2025 di The Energy Building, Soehana Hall, SCBD, Jakarta pada Selasa (18/11/2025).

Situasi ini mungkin terasa berat bagi sejumlah pelaku industri, tetapi ia mengutarakan momen tersebut bersifat transformasional.

“Karena, saat ini Indonesia tidak hanya dituntut untuk mengeksploitasi sumber daya alam, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab,” ucapnya.

“Penutupan tambang merupakan ujian akhir integritas. Hal itu mencerminkan siapa kita ketika aktivitas pertambangan berhenti dan warisan apa yang kita pilih untuk ditinggalkan.”

Nanan Soekarna mengemukakan penutupan tambang bukan sekadar prosedur teknis, tetapi juga bersifat strategis, moral, dan berdampak pada peradaban.

“Menutup tambang dengan benar adalah kepatuhan. Membangun warisan dengan bertanggung jawab adalah kepemimpinan,” ujarnya.

Konferensi itu berlangsung selama dua hari sebagai arena kesadatan nasional (arena of national awareness).

Pada hari pertama dibahas tentang tantangan industri, arah kebijakan, kesiapan operasional, serta aspek pembiayaan dan legalitas.

Hari kedua akan berfokus pada isu ESG, dampak sosial, konservasi lahan dan air, reklamasi progresif, serta kajian nasional dan internasional.

“Konferensi ini bukan sekadar pertukaran dokumen, tetapi kita membangun pemahaman bersama,” tuturnya.

APNI menyoroti tiga pedoman moral bagi industri yakni values for value antara lain nilai-nilai adalah fondasi manfaat.

Tanpa nilai, value tidak memiliki legitimasi. Berikutnya, full commitment, no conspiracy yaitu komitmen harus dilakukan tanpa agenda tersembunyi.

“Trust cannot be negotiated, it must be earned,” ucapnya.

Kemudian, integrity defender yakni keberanian menjaga apa yang benar secara teknis, etis, dan sosial.

Karena, penutupan tambang, keberanian bukan bagian dari prosesnya. Keberanian adalah prosesnya.

Tiga harapan terhadap hasil konferensi ini yakni kesepakatan antara pemerintah, industri, dan komunitas, kejelasan arah dan standar yang selaras dengan global benchmark, dan optimisasi.

Hal ini agar penutupan tambang dilihat bukan sebagai tekanan, tetapi peluang untuk memperkuat ekosistem, mendukung transisi ekonomi, dan meningkatkan reputasi Indonesia.

Hal lainnya adalah kolaborasi, transparansi, dan partisipasi dinilai penting yang tidak mungkin tercapai tanpa kejujuran, integritas, dan trust.

“Tanpa tiga itu, nonsense. Keluar sini, gitu lagi, gitu lagi,” ujarnya.

Nanan Sukarnan menolak anggapan penutupan tambang bertujuan melemahkan industri.

“Penutupan tambang hadir untuk menaikkan kelas industri. 9Mine closure challenges are not obstacle, they are catalyst. Catalyst for integrity, accountability, and national credibility,” ujarnya.

Ajakan untuk memasuki konferensi ini dengan semangat kejujuran, kolaborasi, dan keberanian.

“Biar kita membangun bukan hanya praktik penutupan yang lebih baik, tetapi juga legacy pembangunan yang lebih baik untuk Indonesia,” ucapnya. (adm)

Sumber: Majalah Nikel Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button