Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelidiki penyebab elektrik girder launcher Pembangunan Flyover Bantaian ambruk di Muara Enim, Sumatera Selatan dengan suatu tim khusus.
Tim ini terdiri dari Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian dan Komite Keselamatan Konstruksi.
βKayak kalau di trasnport ada KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), ini ada komite keselamatan konstruksi,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta pada Sabtu (9/3/2024).
Elektrik girder laucnher ambruk di Muara Enim terjadi pada Kamis (7/3/2024) sekitar pukul 11:00 WIB. Kejadian itu berakibat dua pekerja tewas dan menimpa kereta api barang Babaranjang.
Basuki Hadimuljono mengemukakan pihaknya belum memperoleh informasi penyebab kejadian tersebut. Tim yang diterjunkannya masih dalam upaya menelusuri kejadian itu.
“Baru kemarin pak Dirjen Bina Marga ke sana,” ujarnya.
Pada kesempatan terpisah Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahardian menyampaikan duka yang mendalam atas dua pekerja tewas akibat kegagalan girder erection.
“Kami sudah memastikan kepada kepala balai, kepada penyedia jasa agar hak-hak pekerja, baik yang meninggal dunia atau yang sakit untuk diselesaikan atau dipenuhi haknya, perawatannya dipenuhi hingga tuntas,” ujarnya.
Kepala balai dan satuan kerja (satker) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) untuk memberikan teguran keras kepada penyedia jasa. Karena, mereka adalah penyedia jasa dan pelaksana pengerjaan konstruksi.
Penyedia jasa diminta melakukan evaluasi menyeluruh, terhadap sistem manajemen keselamatan yang diterapkan dan memastikan ke depan tidak ada kejadian serupa.
Pembangunan flyover Bantaian dikerjakan oleh PT Ricky Kencana Sukses Mandiri (RKSM) dengan skema multiyears selama 16 bulan.
“Kami ingin menegaskan kembali bahwa, pada prinsipnya, kami di Kementerian PUPR, di Bina Marga menerapkan (dis tolerens) terhadap masalah safety. Kami sangat menyesalkan bahwa penyedia jasa tidak cukup bisa memenuhi standar-standar safety yang telah ditetapkan dalam kontrak pekerjaan, ini akan menjadi bahan evaluasi,” ucapnya.
Beberapa kemungkinan penyebab girder launcher pembangunan flyover Bantaian ambruk yang diidentifikasi adalah potensi gaya lateral tambahan yang berakibat lantring memicu launcher girder terguling.
“Keruntuhannya bukan karena ambruk, tapi terguling. Selanjutnya kemungkinan adanya gaya tambahan akibat adanya kereta api yang lewat karena ada informasi dari pekerja bahwa sebelum keruntuhan, girder itu sempat berayun yang menyebabkan terguling,β ujarnya.
Kementerian PUPR juga mengidentifikasi perbaikan teknis pemasangan girder untuk mengantisipasi hal-hal seperti dengan pemasangan aklur. Pihaknya juga memahami bahwa ketika kereta api lewat komunikasi antara dua sisi menjadi terganggu karena suara bising.
“Kedepan, pengerjaan proyek ini harus tetap berlanjut, karena seperti yang disampaikan di awal bahwa hak-hak korban dipastikan akan dipenuhi, baik yang meninggal ataupun sakit,” tuturnya.
Pihak ketiga akan diberikan teguran keras atas kecelakaan kerja ini, karena manajemen keselamatannya tidak cukup memadai.
“Kami informasikan bahwa jembatan bantaian ini sifatnya (sque), tidak lurus tetapi miring, mungkin penyedia jasa belum punya pengalaman bagaimana melakukan erection girder di jembatan miring,” jelasnya.
Hedy Rahardian mengemukakan ada hal-hal yang tidak diperhatikan terkait jembatan yang sifatnya sque (miring) oleh pihak penyedia jasa, panjang girder 50 meter termasuk kategori paling panjang.
Dia memahami Pembangunan erection girder adalah yang paling sulit lantaran dengan total berat 230 ton.
βStandar kekuatan 100 tahun dengan kemampuan menahan beban sesuai standar yaitu 45 ton,” tuturnya. (rmo/adm)
thanks a lot of information