Jakarta, isafetymagazine.com – Instruktur Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Wahyudi Trisnanto berpendapat pengawas K3 perlu tahu bagaimana cara mengidentifikasi bahaya dan pengetahuan K3.
Jadi, dia bisa memberikan manfaat dalam pencegahan kecelakaan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
Untuk mendukung pengetahuan dan kompetensi kerja dibidang K3 bagi pengawas yang menduduki jabatan tersebut, dibutuhkan suatu pelatihan yang relevan dan bersifat penyegaran sebelum mengikuti sertifikasi kompetensi bidang K3 tingkat operator atau petugas.
“Tujuannya agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi kerja di bidang K3, khususnya tingkat Pengawas,” katanya.
Hal ini disampaikannya dalam ‘Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pekerja pengawas K3 di Indonesia’ yang digelar Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) Kementerian ESDM selama tiga hari belum lama ini.
Salahsatu sektor yang sangat berpotensi dalam risiko kecelakaan kerja adalah industri migas yang berdampak kerugian sangat besar bagi pekerja dan perusahaan.
Sementara itu sejumlah materi yang diketengahkan dalam pelatihan tadi yakni Peraturan K3, Dasar K3, Alat Pelindung Diri (APD), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), Chemistry of Fire and Fire Fighting Technique, Hand Fire Extinguisher, Hose Connection, dan Instrument Safety.
Dari pelatihannya diharapkan para peserta bisa mengetahui teori dan praktik K3 sehingga mereka mampu memahami peraturan dan perundang-undangan K3 yang berlaku.
Lalu, dasar-dasar K3, jenis alat pelindung diri (APD) ,dan cara-cara penggunaannya, dan melakukan identifkasi bahaya dalam usaha mencegah kecelakaan akibat kerja. (adm)
