Jakarta, isafetymagazine.com – Kereta Api Indonesia (KAI) menerapkan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai tujuan strategis Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025-2029.
Program-program keberlanjutan yang dijalankan KAI antara lain penggunaan biodiesel B40 dan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Selain itu penanaman 106 ribu lebih pohon di sepanjang lintasan rel dan lingkungan mulai sekitar dari 2021 sampai Agustus 2025
Hal lainnya adalah digitalisasi menjadi pilar penting dalam transformasi KAI yakni penerapan e-boarding pass (tiket elektronik) dan face recognition boarding gate.
Langkah ini mendukung efisiensi penggunaan kertas dan mempercepat proses layanan, sehingga pengalaman pelanggan semakin praktis.
KAI juga memperkuat pengelolaan sampah dan limbah dengan sistem yang lebih terukur dan berkelanjutan.
“Kami melihat digitalisasi dan otomasi sebagai inovasi paling mendesak. Teknologi ini mendukung peningkatan keselamatan sekaligus mempercepat pelayanan seperti Access by KAI, face recognition boarding gate, Nilam Virtual Assistant, hingga female seat map,” kata Direktur Utama (Dirut) PT KAI (Persero), Bobby Rasyidin di Jakarta pada Rabu (24/9/2025).
KAI juga menjalankan strategi dekarbonisasi secara bertahap yakni pertama, melalui optimalisasi desain operasi dan elektrifikasi jalur telah mencapai 8,9%.
Kedua, efisiensi energi seperti penggunaan bangunan ramah lingkungan di kantor LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).
Ketiga, mengganti energi konvensional ke energi terbarukan, seperti implementasi PLTS dan penggunaan biodiesel B40.
Keempat, kompensasi yakni penanaman pohon di sepanjang lintasan, sehingga transportasi kereta api diharapkan semakin ramah lingkungan dan memberi dampak positif bagi kualitas hidup masyarakat.
“Kami juga mulai mengukur carbon footprint melalui tiket, serta menyediakan water station di stasiun. Semua inovasi ini dirancang agar setiap pelanggan merasakan pengalaman perjalanan yang lebih mudah, nyaman, dan sesuai dengan standar global,” ucapnya.
Bobby Rasyidin mengemukakan feedback (masukan) dari pelanggan selalu KAI jadikan dasar transformasi.
Misalnya, keluhan soal antrean panjang di boarding gate menjadi pendorong kemunculan ‘face recognition boarding’.
“Masukan agar layanan lebih ramah keluarga melahirkan ruang laktasi dan tempat bermain anak di stasiun,” ucapnya.
Selain itu saran tentang keamanan perempuan di transportasi umum mendorong kehadiran ‘female seat map’ dan kereta khusus perempuan di kereta rangkaian listrik (KRL).
Setiap inovasi terlahir dari dialog nyata dengan masyarakat melalui media sosial (medos) secara langsung di stasiun.
ESG KAI tahun 2024 dari S&P Global memperoleh skor sebesar 41 dengan kategori data availability high.
Hal itu menjadi motivasi untuk terus memperbaiki langkah keberlanjutan perusahaan. (adm)
Sumber: Antara News














