Malang, isafetymagazine.com – Bentoel Group menjalankan program daur ulang air limbah menggunakan teknologi Waste Water Treatment Plant (WWTP) sejak 2016.
Langkah ini sebagai bagian dari strategi efisiensi air dan pelestarian lingkungan di seluruh fasilitas produksi perusahaan di Karanglo, Malang, Jawa Timur.
“Kami terus berupaya meningkatkan efisiensi penggunaan air tanah sekaligus mengurangi dampak lingkungan melalui pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab,” kata Head of Sustainability Bentoel Group, Nugi Achyar pada Rabu (12/11/2025).
Bentoel Group membagi dua bagian dalam program pengelolaan air limbah yakni pertama, Sewage Treatment Plant (STP) sebagai pengelolaan air limbah domestik seperti air yang berasal dari kamar mandi dan limbah domestik lainnya.
Pengelolaan air limbah ini melewati lima tahap penyaringan untuk menghilangkan bau dan warna sebelum digunakan kembali untuk cooling tower, penyiraman tanaman, dan air flush.
Kedua, pengolahan air limbah produksi yang dibagi menjadi dua jenis yaitu air limbah dari produksi rokok konvensional dan dari produksi rokok likuid.
Proses pengolahan limbah produksi memiliki tahapan yang lebih Panjang dengan hasil akhir air olahan digunakan jauh lebih bersih, bahkan bisa dipakai untuk air minum.
Namun, hasil keluaran dari pengelolaan air limbah hasil produksi ini digunakan untuk cooling tower dan feed water boiler.
Nugi Achyar meneruskan kapasitas pengolahan air pada STP Bentoel di pabrik Karanglo mencapai 50 meter kubik per hari, dengan tingkat pemanfaatan kembali mencapai 90%-95%.
Kedua, pengolahan air limbah dari produksi memiliki kapasitas hingga 70 meter kubik per hari dengan hasil olahan yang dapat digunakan kembali sebesar 70%.
Dari jumlah ini sebanyak 50 meter kubik per hari dari air limbah produksi rokok konvensional dan 20 meter kubik per hari dari air limbah produksi rokok likuiq.
Program pengelolaan air limbah ini tergolong berhasil, karena volume air daur ulang perusahaan naik dari 27.211 meter kubik pada 2023 menjadi 59.755 meter kubik pada 2024.
Kenaikan ini juga mendorong efisiensi penggunaan air perusahaan dari 30% pada 2023 menjadi 40,02% pada 2024 yang hingga saat ini kembali meningkat menjadi 49%.
Bentoel Group terus menambah fasilitas pengolahan air limbah untuk memperluas cakupan program.
Jika pada tahap awal hanya digunakan air limbah domestik dan air limbah produksi rokok konvensional, maka pada 2023 perusahaan menambah mesin untuk pengelolaan air limbah dari produksi rokok likuid.
“Investasi untuk pembelian mesin untuk pengelolaan limbah saja mencapai Rp 6 miliar hingga Rp7 miliar,” ucap Nugi Achyar.
Investasi ini menjadi langkah nyata perusahaan dalam memperkuat penerapan ESG, sekaligus memastikan keberlanjutan operasional di tengah meningkatnya tuntutan efisiensi lingkungan industri manufaktur.
Bentoel Group tetap menjaga stabilitas produksi, walaupun fokus efisiensi dan keberlanjutan.
Tahun ini perusahaan memproduksi sekitar 19 miliar batang rokok untuk 700 merek yang diproduksi di pabrik Karanglo.
“Untuk tahun ini, produksinya tetap kami maintain di 19 miliar batang rokok,” kata Nugi.
Dari total produksi tersebut, sekitar 70% diekspor ke luar negeri terutama untuk pasar Australia dan Malaysia dan 30% dipasarkan di pasar domestik. (adm)
Sumber: Kontan Online














