Korban ke kolam limbah panas berisiko tinggi diduga tanpa izin dan sepengetahuan pengawas keselamatan.
Dumai, isafetymagazine.com – PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (KPI RU) II Dumai menegaskan tidak ada kelalaian dalam penerapan Undang‑Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja terkait tragedi yang berkaitan dengan kematian Makhfudz Furkhan.
Korban adalah seorang pekerja dari PT Zetwell Quantum Solution, mitra labour supply (LS) KPI RU II Dumai, yang diduga tercebur ke kolam limbah panas berisiko tinggi pada Senin, 18 Agustus 2025, sekitar pukul 13.00 WIB.
Korban ditemukan meninggal di permukaan kolam pada pukul 16.00 WIB hari yang sama.
“Kami telah melakukan tindakan preventif dengan memasang pagar pembatas, jalur pijakan yang aman, dan rambu‑rambu keselamatan, mulai dari zona berbahaya hingga kewajiban penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti pelampung dan masker,” ungkap HSSE Manager PT KPI RU II Dumai, Syahrial Okzani kepada isafetymagazine.com pada Senin (1/9/2025).
“Sungguh disayangkan, korban berada di area tersebut sendirian dan tidak mengenakan pelampung. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kami betapa pentingnya kesadaran dan disiplin kita semua dalam menjaga keselamatan,” lanjutnya dengan nada penuh keprihatinan.
Syahrial mengungkapkan kehadiran korban masuk ke areal kolam limbah panas berisiko tinggi tidak seizin dan sepengetahuan pengawas K3 dari KPI RU II Dumai.
“Pada saat kejadian, diketahui tidak terdapat pekerjaan resmi maupun perintah untuk pengerjaan proyek di area kolam limbah panas berisiko tinggi,” tuturnya.
Korban diduga tercebur ke kolam limbah panas berisiko tinggi
Informasi ini sekaligus menampik anggapan sebagian pihak yang menyatakan korban jatuh dari ketinggian saat mengerjakan suatu proyek di atas limbah panas berisiko tinggi.
“Klaim bahwa korban jatuh dari ketinggian karena tidak memakai full body harness tidak benar terjadi, karena memang tidak ada pekerjaan yang sedang dilakukan di atas kolam limbah panas,” tegas Syahrial.
Evakuasi Cepat dan Profesional
Syahrial mengungkapkan korban dievakuasi Tim Vertical Rescue KPI RU II Dumai ke poliklinik perusahaan tersebut. Langkah ini dilakukan guna memastikan kondisi kesehatan korban sesuai standard operating procedure (SOP).
“Tim Vertical Rescue bergerak cepat, evakuasi berlangsung hanya dalam dua menit dari saat korban terlihat,” tutur Syahrial dengan berat hati.
Saat korban dievakuasi Tim Vertical Rescue KPI RU II Dumai sudah dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
“Namun, tim medis di poliklinik menyatakan beliau telah meninggal dunia. Kami benar-benar berduka atas kehilangan besar ini.” ujarnya.
Sebelum kejadian, korban telah dicari rekan-rekan kerja ke semua tempat yang biasa menjadi pilihan korban untuk singgah.
Rekan-rekannya mencari ke sejumlah lokasi singgah korban seperti rest area, kantin, dan mushola.
Namun, korban tidak ditemukan sama sekali oleh rekan-rekan kerja yang bersangkutan.
“Padahal, korban biasa menjadi imam saat sholat di mushola KPI RU II Dumai,” ucapnya.
Investigasi Komprehensif dan Transparan
Sejak hari pertama, KPI RU II Dumai telah membentuk tim investigasi internal dan melibatkan pihak eksternal.
Mereka adalah Kepolisian Resor (Polres) Dumai, Dinas Tenaga Kerja Kota Dumai, serta Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
“Semua proses investigasi dipimpin oleh Pertamina Pusat agar obyektivitas dan transparansi terjaga. Kami tidak mau berspekulasi mengenai penyebab kejadian, hasil analisis mendalam akan diumumkan oleh pihak terkait setelah investigasi,” tegas Syahrial.
Hal ini sekaligus menyangkal tuduhan bahwa kejadian di KPI RU II Dumai tidak dilaporkan kepada pihak-pihak terkait.
Pada saat yang bersamaan, internal HSSE KPI RU II Dumai telah membentuk tim investigasi khusus secara langsung pada hari pertama kejadian.
Tim investigasi khusus langsung meninjau ke kolam limbah panas berisiko tinggi untuk mengumpulkan data, melakukan wawancara, dan menyusun root cause analysis (analisis akar penyebab).
Budaya Keselamatan dan Sistem Berlapis
KPI RU II Dumai konsisten menerapkan budaya Health, Safety, Security, and Enviroment/HSSE (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan & Lingkungan).
Setiap pekerja wajib menjalani pemeriksaan kesehatan harian berupa pemeriksaan tekanan darah, suhu tubuh, dan keseimbangan dalam Daily Check Up/DCU dan pemeriksaan kesehatan tahunan dalam Medical Check Up/MCU.
Selain itu akses ke area kilang hanya diberikan setelah lolos pemeriksaan kesehatan dan keseimbangan.
“Jika pekerja didiagnosa mengalami tekanan darah dan suhu tubuh tidak normal oleh tim kesehatan poliklinik KPI RU II Dumai, maka akan dinyatakan unfit dan diminta untuk istirahat atau tidak bekerja,” ucap Syahrial.
ID Card yang dimiliki pekerja secara otomatis tidak bisa digunakan yang bersangkutan untuk membuka akses gate menuju area kilang minyak dan gas.
Hal ini disebabkan hasil pemeriksaan harian kesehatan pekerja terhubung secara langsung dengan kartu tersebut.
Sebelum masuk ke area kilang, para pekerja diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) secara lengkap termasuk helm, kacamata, masker, dan sarung tangan.
“Keselamatan bukan sekadar aturan, tetapi menjadi bagian dari kehidupan kerja sehari-hari kami,” ungkapnya.
Berbagai program internal seperti Safety Leadership Program 4.0, HSSE Golden Rules, Corporate Life Saving Rules (CLSR), serta prinsip PDCA (Plan–Do–Check–Action), juga telah diterapkan secara konsisten.
Dukungan Untuk Keluarga Korban
KPI RU II Dumai bersama dengan Zetwell Quantum Solution menegaskan bahwa seluruh hak almarhum akan dipenuhi sesuai ketentuan yang berlaku.
Perusahaan juga memastikan akan terus hadir untuk mendampingi keluarga Almarhum Makhfudz Furkhan.
“Perusahaan tetap hadir untuk memastikan hak-hak pekerja terlindungi, dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh dukungan penuh,” ucap Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) PT KPI RU II Dumai, Agustiawan.
“Hal ini merupakan salah satu dari bentuk tanggung jawab kami, dan segala pemenuhan hak tersebut akan dilakukan dengan transparan.”
Komitmen tadi menjadi wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab perusahaan dalam aspek operasional dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
Kepedulian seluruh lini perusahaan juga tampak dari kehadiran Direktur Utama (Dirut) PT KPI, Taufik Aditiyawarman di rumah duka Almarhum Makhfudz Furkhan secara langsung.
Hal ini menjadi wujud nyata bahwa perusahaan tidak lepas tangan.
“Kami hadir untuk keluarga beliau, bukan sebagai kompensasi, melainkan sebagai wujud kepedulian keluarga besar,” ucap Senior Manager Operation and Manufacturing, Isnandhi Dwi Saputra.
Bantuan beasiswa pendidikan senilai Rp150 juta diserahkan untuk putra almarhum yang saat ini merupakan siswa kelas 2 SMA.
“Beliau bukan hanya pekerja, tapi bagian dari keluarga kami. Kami ingin memastikan anak beliau tetap mendapat pendidikan terbaik,” tambah Isnandhi dengan penuh makna.
Hal ini dilakukan sebab Almarhum Makhfudz Furkhan telah mengabdi di PT KPI RU II Dumai selama 30 tahun.
“Beliau menjadi bagian dari saudara yang paling kita sayangi. Kami merasa memiliki kewajiban untuk meringankan beban Ibu Saura (istri Almarhum Makhfudz Furkhan) bahwa keluarga yang ditinggalkan harus tetap mendapatkan pendidikan, jangan sampai putus sekolah,” ujar Isnandi.
Agustiawan menambahkan meskipun bantuan diberikan perusahaan. Namun, pihaknya menyadari tidak ada yang dapat menggantikan peran Almarhum.
“Mudah-mudahan bantuan ini bisa membantu biaya pendidikan anak beliau nantinya,” ucapnya.
Pihak keluarga yang diwakili oleh Hendri Zaini menyampaikan apresiasi atas kepedulian perusahaan.
“Kami dari perwakilan keluarga mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan perhatian dari bapak-bapak sekalian, baik dari Pertamina dan dari PT Zetwel.,” tuturnya.
“Perusahaan percaya bahwa dukungan berkelanjutan ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral sekaligus penghargaan atas dedikasi almarhum selama bekerja di kilang,” ucap Isnandi.
Dari Tragedi Menjadi Pembelajaran
KPI RU II Dumai mengutarakan setiap kejadian di wilayahnya terus menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan agar tidak terulang kembali pada masa depan.
Komitmen ini diwujudkan melalui investigasi total, penerapan tindak lanjut perbaikan, dan penguatan budaya K3 di semua lini.
Dalam menghadapi kejadian ini, perusahaan berusaha menumbuhkan safety culture yang lebih kuat agar setiap insan kilang sadar, saling mengingatkan, dan pulang dengan selamat kepada keluarga yang menanti. (adm)