Keselamatan

Mudik Tidak Sekedar Perjalanan Emosional, Namun Penekanan Budaya Keselamatan di Jalan

Dia berharap berharap budaya keselamatan dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat, tak hanya saat mudik tapi juga dalam keseharian.

Surabaya, isafetymagazine.com – Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Timur (DK3P Jatim), Edi Priyanto mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum pulang kampung sebagai bagian dari ibadah yang dijalankan dengan penuh kesadaran, kedisiplinan, dan tanggung jawab terhadap keselamatan jelang puncak arus mudik Lebaran 2025.

Budaya mudik tidak seharusnya hanya dimaknai sebagai perjalanan emosional menuju kampung halaman saja.

Namun, ini juga sebagai momen untuk menanamkan kembali nilai-nilai kehati-hatian, kewaspadaan, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

β€œMudik bukan sekadar pulang membawa rindu. Ini tentang bagaimana kita bertanggung jawab atas rumah yang kita tinggalkan, atas tubuh yang kita bawa, dan atas keluarga yang menanti dengan harapan,” katanya.

Edi Priyanto meneruskan kebiasaan sederhana seperti mencabut peralatan listrik, menutup sumber air, hingga melepas regulator gas, bisa mencegah insiden besar yang kerap terjadi saat rumah ditinggalkan dalam waktu lama.

Dia juga mendorong agar masyarakat mulai membangun sistem keamanan sosial, dengan saling menjaga antartetangga, melapor ke pengurus lingkungan, dan menjaga komunikasi melalui kontak darurat.

“Kami menekankan bahwa keselamatan adalah budaya yang harus hidup dalam diri setiap orang, bukan hanya ketika bekerja atau saat di jalan raya,” ujarnya.

Edi Priyanto menyebut sikap disiplin, sabar dalam perjalanan, toleran dalam kemacetan, dan tidak memaksakan diri saat lelah semuanya adalah bentuk manifestasi dari budaya keselamatan sosial.

β€œMudik yang selamat adalah bagian dari ibadah. Ketika kita menjaga rumah, tubuh, dan sesama, sejatinya kita sedang menjalankan amanah sebagai makhluk yang bertanggung jawab. Ini bukan hanya soal prosedur keselamatan, tapi soal cara hidup yang membawa keberkahan,” tuturnya.

Dalam konteks perjalanan, ujar Edi Priyanto, juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan diri, terlebih bagi pemudik yang berpuasa.

Dia menyarankan agar tidak berkendara dalam kondisi mengantuk atau lelah, serta membawa obat-obatan pribadi, vitamin, dan makanan sehat selama perjalanan.

“Keselamatan bukan hasil dari peralatan canggih semata, melainkan dari niat dan kesadaran kolektif untuk saling menjaga,” ucapnya.

β€œJadikan mudik sebagai ruang belajar bahwa keselamatan adalah wujud cinta. Kepada keluarga, kepada rumah, dan kepada masa depan.”

Edi Priyanto dikenal aktif dalam gerakan pemberdayaan masyarakat melalui Kampung Edukasi Sampah di Sidoarjo, berharap budaya keselamatan dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat, tak hanya saat mudik tapi juga dalam keseharian.

β€œKalau selama ini kita mengartikan mudik sebagai perjalanan pulang, saya ingin masyarakat mulai melihatnya sebagai perjalanan pulang yang aman, sehat, dan penuh kesadaran. Karena sejatinya, kemenangan sejati di Hari Raya adalah saat kita bisa pulang, selamat, dan kembali dengan berkah,” tuturnya. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button