Health

Penanggulangan Kesehatan Jiwa Membutuhkan Pendekatan Holistik

Dosen dan Ketua Bimbingan Konseling (BK) Mahasiswa Fisip UI Dr Annisah memaparkan tren gangguan kesehatan mental di FISIP UI.

Jakarta, isafetymagazine.com – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI) Prof Dr Semiarto Aji Purwanto menilai kesehatan jiwa memerlukan pendekatan yang holistik.

“Masalah kesehatan jiwa harus didekati secara holistik, karena bukan semata persoalan kesehatan dari sisi medis belaka, tetapi sangat terkait dengan interaksi sosial sehari-hari dalam masyarakat,” katanya di Jakarta pada Rabu (10/7/2024).

Pernyataan ini disampaikannya dalam konferensi ilmiah tahunan kesehatan jiwa Indonesia bertema ‘Saatnya Bicara Kesehatan Jiwa’ bekerja sama dengan Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, di Kampus UI pada Selasa (9/7/2024).

Dinamika sosial budaya yang terjadi sekarang yakni kemajuan teknologi dan ekonomi menyebabkan cara hidup berubah. Sistem nilai, norma, dan ekspektasi sosial berubah dengan cepat sering menyebabkan individu tidak sempat beradaptasi.

“Saat ini masih banyak gejala gangguan kejiwaan mulai dari waham, kesurupan, dan berbagai gejala skizofrenia (gangguan mental berat yang memengaruhi tingkah laku) ditanggapi berbeda secara kultural. Alih-alih menganggapnya sebagai gangguan, sebagian dari masyarakat justru mengasosiasikannya dengan kemampuan lain,” ujarnya.

Semiarto Aji Purwanto mengemukakan masyarakat sering menganggap orang dengan gangguan kejiwaan memiliki kemampuan spiritual khusus.

“Malah dimanfaatkan untuk meminta nomor lotre dan judi, atau mengeksploitasi informasi yang muncul dari racauan penderita waham tertentu. Sebagian menormalkannya, sementara yang lain memberikan cap negatif atau stigma pada pelakunya,” ucapnya.

Upaya penanggulangan masalah kesehatan jiwa perlu lintas disiplin.

Pada kesempatan yang sama Dosen dan Ketua Bimbingan Konseling (BK) Mahasiswa Fisip UI Dr Annisah memaparkan tren gangguan kesehatan mental di FISIP UI.

“Hasil skrining kesehatan pada mahasiswa baru FISIP UI angkatan 2023 menunjukkan, mahasiswa yang mengalami depresi, kecemasan, dan stres dengan tingkatan berat dan sangat berat perlu dijadikan perhatian. Tercatat ada 10,9 persen yang memiliki keinginan bunuh diri,” katanya.

Survei ini meliputi mahasiswa dari jenjang S1, S2, hingga S3 menunjukkan mahasiswa baru dengan tingkat stres sangat berat mencapai 10,5 persen, kecemasan sebanyak 42,3 persen, dan depresi sebanyak 14,3 persen.

Untuk sebesar 38,8 persen mahasiswa pernah memiliki keinginan bunuh diri dan 5,9 persen dengan intensitas sering sekali. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button