Environment

Terbit Buku Transformasi Permukiman: Kelola Lingkungan Berkelanjutan, Perubahan Bisa Berlangsung di RT dan RW

Respons positif datang dari komunitas nasional seperti Valent Hartadi, pendiri platform komunitas @rtrwnetwork.

Jakarta, isafetymagazine.com – Di tengah derasnya arus pembangunan dan isu perubahan iklim global terbit buku berjudul ‘Transformasi Permukiman: Kelola Lingkungan Berkelanjutan’.

Bukunya ditulis oleh pegiat lingkungan yang lahir dan tumbuh dalam kultur di tengah masyarakat yakni Edi Priyanto.

Buku ini memberikan perspektif berbeda, karena bukan hanya teori dari ruang akademik dan narasi dari para elite.

Namun, suara dan pengalaman nyata dari jalan-jalan RT dan RW yang selama ini nyaris tak terdengar.

Hal lain yang ditawarkan Buku Transformasi Permukiman: Kelola Lingkungan Berkelanjutan’ adalah panduan sekaligus kesaksian tentang bagaimana perubahan besar bisa dimulai dari rumah, dari tetangga, dari RT dan RW.

“Setiap perubahan besar dalam sejarah umat manusia sejatinya tidak pernah dimulai dari gedung-gedung tinggi atau ruang rapat megah,” kata Edi Priyanto.

“Ia kerap bermula dari tempat-tempat kecil dan sederhana, dari hati-hati yang gelisah namun penuh keyakinan akan harapan.”

Buku Transformasi Permukiman: Kelola Lingkungan Berkelanjutan juga disusun dengan narasi yang membumi dan disusun secara reflektif.

Sebanyak enam bagian terdapat dalam buku ini merangkum enam bagian utama.

Bagian-bagian itu antara lain penerjemahan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke level komunitas.

Kemudian, membangun ekonomi sirkuler melalui bank sampah.

Berikutnya, strategi menyusun organisasi lingkungan warga yang kolaboratif dan berkelanjutan.

Hal lainnya juga terselip kisah nyata perjuangan komunitas dalam menyulam harapan.

Berikutnya, menghadapi tantangan masyarakat modern, dan menciptakan budaya baru dalam mengelola lingkungan.

Buku Transformasi Permukiman: Kelola Lingkungan Berkelanjutan juga bukan sekadar dokumentasi.

Namun, ini juga ajakan untuk percaya bahwa warga biasa punya kekuatan untuk mengubah nasib ruang hidupnya.

Penulisannya dilakukan dengan bahasa yang tidak menggurui, tapi menawarkan dialog.

Selain itu tidak bicara tentang revolusi besar, tapi tentang keberanian untuk memulai dari langkah kecil dari saluran air (got)

Lalu, halaman rumah, hingga ruang musyawarah warga.

Dengan begitu respons positif datang dari komunitas nasional seperti Valent Hartadi, pendiri platform komunitas @rtrwnetwork.

Dia memberikan apresiasi yang tinggi terhadap buku ini.

Baginya, peran RT dan RW dalam masyarakat modern jauh lebih luas dari sekadar administrasi kependudukan.

“Buku ini mencerminkan lima fungsi strategis RT dan RW : sosial-kultural, edukasi, keamanan, pemberdayaan, dan kolaborasi digital,” tuturnya.

“Ini bukan hanya tentang lingkungan, tapi tentang masa depan masyarakat Indonesia yang lebih partisipatif.”
Valent Hartadi menilai transformasi permukiman layak menjadi referensi wajib bagi pengurus RT, kader lingkungan, ASN, aktivis, dan komunitas-komunitas akar rumput di seluruh Indonesia.

Isi buku ini semakin menarik, karena pendekatannya yang lintas perspektif yakni menggabungkan nilai-nilai lokal.

Selanjutnya, semangat gotong royong, pendekatan berbasis data dan bingkai global SDGs yang dijalankan dalam konteks hiperlokal.

Buku ini juga akan menjadi cermin sekaligus lentera. Maksudnya, cermin untuk melihat bagaimana kampung-kampung bisa bangkit menghadapi tantangan zaman.

Sementara itu lentera untuk menerangi jalan perubahan di ruang-ruang yang sering terlupakan.

Transformasi Permukiman mengajarkan untuk menjaga bumi, tak perlu menunggu jadi pejabat dan menunggu jadi pakar.

Mulai saja dari langkah di tempat kita berpijak hari ini. Sebab ketika satu kampung bergerak, maka satu kota bisa berubah.

Jadi, ketika banyak kampung bangkit, maka bangsa ini akan bertransformasi. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button