JAKARTA, ISafetyMagz.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan upaya pengurangan risiko bencana perlu dipahami sebagai investasi untuk menopang berlanjutnya rencana-rencana pembangunan, bukan pengeluaran anggaran semata.
“Upaya pengurangan risiko bencana bukan semata-mata sebagai pengeluaran, tetapi telah diperhitungkan sebagai investasi pembangunan,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei melalui pernyataan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu malam.
BNPB akan menggelar Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2017 di empat wilayah di Papua Barat pada Minggu (22/10) hingga 25 Oktober 2017.
Willem mengatakan program Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menekankan pada penanggulangan bencana, khususnya pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan nasional hingga lokal.
“Sasaran RPJMN untuk melindungi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dari ancaman bencana sehingga menjamin keberlanjutan pembangunan,” ujar dia.
Dalam RPJMN tersebut, pemerintah menetapkan prioritas 136 kabupaten/kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berisiko tinggi.
Pengurangan risiko bencana, kata Willem, akan meningkatkan ketahanan sehingga tidak mempengaruhi signifikan proses pembangunan. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana itu dengan menurunkan indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Pada 2016, BNPB bersama pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya menurunkan indeks risiko bencana sebesar 15,98 persen. Pada 2019, indeks risiko bencana ditargetkan turun hingga 30 persen sesuai RPJMN.
Willem mengatakan sangat penting untuk memperkuat pemahaman pemerintah dan masyarakat terhadap aktivitas pengurangan risiko bencana sebagai investasi untuk ketahanan.
Investasi yang diharapkan mencakup pembangunan kesadaran bersama, pembangunan dialog dan pengembangan jejaring antara para pihak yang terlibat dalam kegiatan pengurangan risiko bencana (PRB).
“Investasi PRB perlu selalu dilakukan secara fokus dan inklusif dalam pembangunan berkelanjutan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Papua Barat 22-25 Oktober 2017 dihelat dengan beberapa agenda seperti pertukaran informasi, bersih sungai dan pengukuhan sekolah sungai, pelatihan manajemen bencana, dan pameran.
Penyelenggaraan berlangsung di empat wilayah, yaitu Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten Raja Ampat.
Terpilihnya Papua Barat karena provinsi ini memiliki sumber daya yang besar sebagai tuan rumah berskala nasional, sarana pertukaran pengetahuan terkait PRB, dan peluang dalam peningkatan pendapatan lokal melalui sektor pariwisata dan sektor ekonomi lain.
Sumber: antaranews.com/berita