Yogyakarta, isafetymagazine.com – Ketua Annual Scientific Meeting (ASM) 2022, Gandes Retno Rahayu menilai pendidikan kedokteran kesehatan di Indonesia harus beradaptasi untuk mendukung sistem kesehatan di Indonesia.
Pandemi Covid-19 sedang menguji ketahanan sistem kesehatan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
“Pembenahan dari hulu pendidikan sampai ke hilir perlu terus menerus dilakukan agar pelayanan kesehatan berkualitas, merata, dan mudah diakses,” katanya di Yogyakarta pada Jumat (25/2/2022).
Sejumlah tantangan dihadapi dalam pemanfaatan teknologi digital di bidang kedokteran dan kesehatan sekarang seperti sebanyak 80% fasilitas lebih kesehatan di Indonesia belum tersentuh teknologi digital.
“Persoalan lain data kesehatan yang terfragmentasi dan keterbatasan regulasi standardisasi serta pertukaran data,” ucapnya.
Gandes Retno Rahayu berharap ke depan terbangun sistem data kesehatan dan sistem aplikasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi. Langkah ini dapat mendukung pembuatan berbagai kebijakan dan keputusan kesehatan terkait usaha preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pengembangan ekosistem teknologi kesehatan yang andal juga dibutuhkan untuk membangun kemandirian dalam penyediaan teknologi kesehatan.
Tindakan tersebut melalui perluasan teknologi telemedicine, pengembangan ekosistem produk inovasi teknologi kesehatan dan bioteknologi kesehatan serta integrasi riset bioteknologi kesehatan.
“Bagaimana sistem pendidikan kedokteran kesehatan merespons berbagai perubahan ini sangat penting untuk didiskusikan bersama,” ucapnya.
Sementara itu Annual Scientific Meeting (ASM) 2022 digelar Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Kedokteran pada 5 Maret 2022. Acara ini guna memperingati Dies Natalis FK-KMK ke-76 UGM, HUT ke-40 RSUP Dr. Sardjito, HUT ke-94 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dan HUT ke-10 RSA UGM.
Tema ASM 2022 dirancang sejalan dengan isu prioritas pertama bidang kesehatan dalam agenda pemandatan Indonesia sebagai presidensi G20, yaitu membangun global health resilience. (ant/adm)