Safety at Work

Peran QHSE di Sektor Industri Tidak Bisa Dianggap Sebelah Mata

Jakarta, isafetymagazine.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim agenda keberlanjutan dijalankan kementerian tersebut.

Kebijakan ini berupa pengelolaan dan konservasi infrastruktur alam yang beragam dan memiliki nilai tinggi dalam ekologi serta sosial ekonomi.

“Agenda lain meliputi keterpaduan program, target visi Kementerian PUPR 2030 salah satunya menyelesaikan penanganan pemukiman kumuh dengan memperhatikan fungsi kota dan keselarasan lingkungan serta kearifan lokal yang tentunya bekerjasama dengan daerah,” kata Direktur Keberlanjutan Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Kimron Manik.

Pernyataan ini disampaikannya sebagai sambutan dalam ‘Puncak Acara Penghargaan Indonesia QHSE Sustainability for Business Award 2024 (IQSA)’ pada Jumat (4/10/2024).

Pemerintah membangun berbagai infrastruktur periode 2014 sampai 2024 seperti jalan desa sepanjang 366 ribu kilometer (km), jembatan desa sepanjang 1,9 juta km, dan jalan tol baru sepanjang 2,7 ribu km.

Selanjutnya, jalan nasional sepanjang 6 ribu km, 50 pelabuhan dan bandara baru, 43 bendungan baru, dan jaringan irigasi baru seluas 1,1 juta hektar.

“Dari hasil infrastruktur tersebut dicapai penurunan biaya logistik dari 24% menjadi 14% dan Indonesia bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat ke-44 menjadi peringkat ke-27 pada 2024,” ujarnya.

Kimron Manik meminta percepatan target pembangunan infrastruktur tidak mengabaikan aspek kualitas dan lingkungan serta keselamatan konstruksi.

Quality, Health, Safety, and Environment/QHSE (Kualitas, Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan) di sektor konstruksi dianggap telah berperan selama 10 tahun terakhir.

Langkah ini untuk mendukung percepatan industri yang dinilai tidak bisa dianggap sebelah mata.

“Support yang telah dibangun oleh QHSE di sektor konstruksi meliputi kebijakan regulasi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi penyelenggaraan jasa konstruksi,” tuturnya.

Pembangunan yang andal mesti berkualitas, berkeselamatan, dan mandiri karena pembangunan dengan kemandirian bangsa memanfaatkan sumber daya material, peralatan, dan tenaga kerja dalam negeri.

“Dalam semangat insan QHSE, saya berharap agar kita terus meningkatkan profesionalisme, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dengan bijak dan bermanfaat,” ucapnya.

Ilmu yang dimiliki diharapkan tidak hanya membawa kebaikan bagi umat manusia secara umum, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi kemajuan masyarakat Indonesia.

Kementerian PUPR terus berkomitmen membudayakan keselamatan dengan tidak membenarkan kebiasaan.

Namun, membiasakan kebenaran mengingat dalam setiap pekerjaan konstruksi memiliki karakteristik masing-masing.

“Bekerja dengan dengan hati-hati, utamakan safety, wujudkan zero accident and zero fatality,” ujarnya. (adm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button