Jakarta, isafetymagazine.com – Praktisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Merry Sunaryo, S.K.M., M.KKK berpendapat kelelahan fisik dan mental merupakan masalah kesehatan kerja yang sering terjadi di berbagai sektor dan berdampak pada produktivitas serta keselamatan pekerja.
Tantangan utama bagi pekerja dengan munculnya masalah kelelahan terutama di tengah tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi dan mobilitas kerja yang cepat.
“Jika hal ini dibiarkan, kelelahan tidak hanya menurunkan performa, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan kerja, mengganggu kesehatan, serta menurunkan kualitas hidup,” katanya.
Dengan begitu perlu upaya pencegahan dilakukan oleh pekerja dan perusahaan yaitu mengenali tanda-tanda kelelahan sejak dini, dan istirahat yang cukup dan berkualitas.
Kemudian, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, rajin aktivitas fisik dan peregangan.
Selanjutnya, melakukan manajemen stres untuk kesehatan mental, pengaturan beban kerja oleh perusahaan, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, dan melakukan evaluasi rutin kesehatan pekerja.
Mengenali tanda-tanda kelelahan sejak dini dari banyak pekerja sering mengabaikan gejala awal kelelahan, seperti nyeri otot, penurunan konsentrasi, sakit kepala, lekas marah, gangguan tidur hingga badan pegal-pegal saat bangun dari tidur.
“Jika tanda-tanda ini muncul terus-menerus, hal tersebut menjadi peringatan bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan istirahat,” ujarnya.
“Pengetahuan dan Pemahaman gejala dini akan mencegah kelelahan yang lebih parah.
Merry Sunaryo meneruskan upaya lainnya adalah istirahat yang cukup dan berkualitas yakni istirahat merupakan komponen utama dalam pemulihkan energi pada tubuh.
Pekerja disarankan untuk tidur minimal 7–8 jam per hari serta memberikan jeda istirahat singkat sekitar 5-10 menit di setiap 2–3 jam saat bekerja.
“Istirahat singkat terbukti dapat meningkatkan fokus hingga 30% dan dapat menurunkan stres,” ucapnya.
Lalu, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang berupa makanan yang kita konsumsi memiliki peranan yang cukup besar dalam menjaga stamina tubuh.
Asupan bergizi seperti buah, sayuran, protein, hingga air putih membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil serta mencegah tubuh cepat lelah.
“Mengurangi konsumsi kafein berlebih dan makanan tinggi gula dan tinggi lemak, juga dapat menjaga energi tetap konsisten sepanjang hari,” ujarnya.
Berikutnya, rajin aktivitas fisik dan peregangan, ujar Merry Sunaryo, walau pekerjaan sehari-hari kita memiliki beban kerja berat yang membuat tubuh terasa lelah.
Dengan melakukan olahraga ringan justru membantu meningkatkan sirkulasi darah dan kebugaran.
“Pekerja dapat melakukan olahraga rutin selama 20–30 menit per hari atau stretching singkat selama bekerja,” tuturnya.
“Aktivitas fisik rutin terbukti menurunkan stress, memperbaiki kualitas tidur hingga dapat menurunkan berat badan.”
Pekerja juga perlu melakukan manajemen stres untuk kesehatan mental dengan kelelahan mental sering muncul akibat tekanan pekerjaan, tuntutan target, dan pengurangan kontrol terhadap waktu.
Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, serta kegiatan yang disukai seperti membaca, mendengarkan music hingga liburan dapat membantu menjaga kesehatan mental.
“Pekerja juga disarankan untuk tidak ragu berbicara dengan rekan atau keluarga ketika merasa terbebani dalam pekerjaan,” ujarnya.
Merry Sunaryo mengemukakan pengaturan beban kerja oleh perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Pengaturan shift yang adil dan pemberian waktu istirahat yang cukup.
Hal lainnya adalah budaya kerja yang tidak memaksa jam lembur berlebihan dapat menurunkan risiko kelelahan.
“Selain itu, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan secara rutin,” tuturnya.
Perusahaan juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dengan ventilasi udara yang baik.
Kemudian, pencahayaan yang memadai, kursi yang ergonomis, dan fasilitas pendukung lainnya dapat membantu pekerja tetap nyaman.
Lingkungan pertemanan sesame rekan kerja yang positif juga dapat menciptakan iklim kerja yang nyaman secara mental bagi pekerja.
“Lingkungan kerja baik fisik ataupun mental yang baik terbukti meningkatkan produktivitas dan mengurangi stres,” ucapnya.
Terakhir, melakukan evaluasi rutin kesehatan pekerja, ujar Merry Sunaryo, dengan pemeriksaan kesehatan berkala seperti tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, dan kesehatan mental membantu mendeteksi risiko kesehatan sejak dini.
“Langkah ini penting agar pekerja tetap produktif dan terhindar dari penyakit-penyakit yang muncul akibat kelelahan kronis,” tuturnya.
Perusahaan juga perlu mencegah kelelahan fisik dan mental bukan hanya tanggung jawab pekerja.
Upaya kolaboratif dalam menjaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup pekerja sekaligus mendorong produktivitas pekerja dan keselamatan kerja.
“Dengan pola hidup sehat, pengelolaan stres, dan dukungan lingkungan kerja yang baik dan positif, kelelahan dapat dicegah sehingga pekerja dapat tetap bugar dan bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari,” ujarnya. (adm)
Sumber: duta.co














