Jakarta, Isafetymagazine.com – Indonesia memperoleh Gross National Produk/GNP (Produk Nasional Bruto/PNB) sebesar US$1.085,71 miliar pada 2019. Jika dibandingkan 2018 naik dari US$1.012 miliar.
Walaupun demikian, kenaikan PNB dikhawatirkan akan turun akibat Indonesia tidak menjaga keselamatan di berbagai bidang. Hal-hal yang dimaksud antara lain keselamatan bangunan, keselamatan transportasi, dan keselamatan lingkungan.
Selain itu keselamatan pertambangan, keselamatan rumah, dan bencana alam. “Kondisi keselamatan di Indonesia masih rendah,” kata WSO Indonesia Office Representative, Soehatman Ramli dalam sebuah pelatihan bertema Global Trend in Safety: Peluang dan Tantangan Era Industri Revolution 4.0 pada Sabtu (7/11/2020).
Tingkat keselamatan yang masih rendah terlihat dari berbagai kasus kecelakaan masih tinggi seperti 130.000 kasus kecelakaan kerja per tahun.
Angka ini tidak jauh berbeda seperti yang disebutkan International Labour Organization (ILO) berupa sebanyak 40 fataliti terjadi per 100.000 pekerja.
“Kecelakaan ini merugikan sebesar 5%-7% dari GNP (Gross National Product),” jelasnya.
Angka GNP juga bisa tergerus akibat membiayai infrastruktur atau fasilitas publik yang telah dibangun pemerintah sebelumnya.
Demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja telah merusak berbagai fasilitas umum seperti gedung pemerintahan, kepolisian, sarana transportasi seperti shelterTrans Jakarta.
Sebelumnya, sejumlah infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan juga dapat menyebabkan pengurangan pencapaian GNP. Karena, hal ini dipakai untuk membiayai kerusakan bangunan.
Salahsatu jembatan yang mengalami kerusakan hingga roboh adalah Jembatan Kutai Kartanegara yang dibangun pada 2001. Namun, ini ambruk pada 2011. (adm)