Jakarta, isafetymagazine.com – Psikolog Klinis, Tara de Thouars menyarankan penciptaan ruang aman perlu dilakukan perusahaan bagi karyawan untuk membicarakan isu kesehatan mental.
Karena, banyak karyawan menyembunyikan kecemasan atau tekanan karena takut dinilai perusahaan.
“Padahal, mengakui dan membicarakan perasaan adalah langkah awal untuk membentuk lingkungan kerja yang inklusif dan suportif,” katanya.
Pernyataan ini disampaikannya dalam ‘Peluncuran Program Employee Wellbeing’ yang dilakukan PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) di Jakarta belum lama ini.
Menyoal fenomena burnout di lingkungan kerja, ujar Tara de Thouars, stres sebagai sinyal alami, tapi apabila ini dibiarkan bisa mempersempit window of tolerance (batas toleransi seseorang terhadap tekanan harian).
“Akibatnya, hal kecil pun bisa memicu reaksi berlebihan,” ucapnya.
Pekerja diminta mengenali tanda-tanda kelelahan mental seperti kehilangan motivasi, mudah tersinggung, atau menarik diri dari lingkungan sosial. Selain itu menganjurkan strategi pemulihan seperti perawatan diri dan mindfulness.
Sementara itu Reasuransi Indonesia Utama meluncurkan program Employee Wellbeing untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan holistik karyawan.
Program ini mencakup aspek fisik, mental, sosial, dan finansial, serta diklaim sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa karyawan memiliki kesejahteraan yang terjaga. Program ini menyentuh aspek fisik, mental, sosial, dan finansial guna menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan mendukung kinerja optimal,” kata Direktur Teknik Operasi PT Reasuransi Indonesia Utama, Delil Khairat pada Selasa (5/8/2025).
Program Employee Wellbeing’ dirancang dengan tiga pendekatan, yaitu preventif, promotif, dan kuratif. Pendekatan preventif mendorong gaya hidup sehat, promotif bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan.
Untuk pendekatan kuratif menyediakan dukungan bagi karyawan yang mengalami gangguan kesehatan.
“Kami ingin membangun budaya di mana karyawan merasa aman untuk mengungkapkan kondisi mereka tanpa rasa takut atau stigma. Kesehatan mental bukan sekadar isu individu, tapi tanggung jawab bersama,” ucap Delil Khairat. (adm)
Sumber: Republika Online

0 3 1 minute read